• Beranda
  • Berita
  • Pacu eksplorasi, Menteri ESDM kerahkan survei seismik terbesar

Pacu eksplorasi, Menteri ESDM kerahkan survei seismik terbesar

12 November 2019 17:41 WIB
Pacu eksplorasi, Menteri ESDM kerahkan survei seismik terbesar
Pekerja beraktivitas di lokasi sumur eksplorasi minyak dan gas (migas) PT Lapindo Brantas Inc. di Dusun Kedondong, Desa Blimbing, Kecamatan Kesamben, Jombang, Jawa Timur, Selasa (26/2/2019). Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memperkirakan, produksi migas Indonesia akan bertambah 240.000 barel setara minyak (Barrel Oil Equivalent per Day/BOEP) pada 2019 seiring beroperasinya 13 proyek hulu migas pada tahun ini, dengan total nilai investasi USD 702 juta. ANTARA FOTO/Syaiful Arif/aww. (ANTARA FOTO/SYAIFUL ARIF)

Kontraktor Kontrak Kerja Sama Pertamina Hulu Energi Jambi Merang (PHE Jambi Merang) akan melaksanakan kegiatan survei seismik untuk mendapatkan informasi mengenai potensi-potensi minyak dan gas baru yang ada di perut bumi wilayah kita

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengerahkan aktivitas survei seismik 2D terbesar di Indonesia dalam upaya memacu kegiatan eksplorasi migas. 

"Kontraktor Kontrak Kerja Sama Pertamina Hulu Energi Jambi Merang (PHE Jambi Merang) akan melaksanakan kegiatan survei seismik untuk mendapatkan informasi mengenai potensi-potensi minyak dan gas baru yang ada di perut bumi wilayah kita," ujar Arifin di Jakarta, Selasa.

Menurut Arifin, dalam informasi tertulis dari Kementerian ESDM, saat ini Indonesia membutuhkan ketersediaan minyak dan gas bumi untuk mencukupi kebutuhan konsumsi, mengingat masih banyak wilayah-wilayah di Indonesia yang potensial.

"PHE Jambi Merang agar meningkatkan survei seismik yang saat ini dilaksanakan 2D dapat ditingkatkan menjadi 3D agar informasi yang didapat lebih akurat," lanjut Arifin.

Baca juga: Separuh minyak Indonesia belum dieksplorasi

PHE Jambi Merang secara resmi telah menandatangani kontrak kerja sama gross split bersama Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), mendapat kepercayaan untuk meneruskan pengelolaan wilayah kerja (WK) Jambi Merang sejak 10 Februari 2019 hingga 20 tahun mendatang.

Kepercayaan tersebut dibekali dengan komitmen kerja pasti (KKP) yang wajib ditunaikan dalam kurun waktu lima tahun.

Investasi dari KKP di wilayah kerja Jambi Merang pada tahun 2019 berjumlah 20,46 juta dolar As. Secara kumulatif, tambahan investasi KKP Jambi Merang hingga tahun 2024 adalah sebesar 239,3 juta dolar AS untuk kegiatan eksplorasi dan eksploitasi.

Khusus untuk kegiatan eksplorasi, dalam KKP sudah dialokasikan sebesar 196,5 juta dolar As untuk meningkatkan penemuan cadangan.

Baca juga: Pemerintah Aceh dukung eksplorasi migas di Blok Andaman II

"Pelaksanaan survei seismik KKP Jambi Merang yang dilakukan oleh Eksplorasi Hulu Pertamina adalah pelaksanaan perdana sekaligus merupakan kegiatan KKP pertama yang dilaksanakan di wilayah terbuka Indonesia. Harapannya, Pertamina dapat terus mendukung peningkatan produksi dan cadangan migas nasional," kata Direktur Hulu PT Pertamina (Persero) Dharmawan H Samsu mendampingi.

KKP Jambi Merang pada tahun pertama dalam kegiatan eksplorasinya akan melakukan survei seismik baik di dalam wilayah kerja, maupun di wilayah terbuka. KKP Jambi Merang di wilayah terbuka akan melaksanakan survei seismik 2D lepas pantai pada lintasan sepanjang kurang lebih 30.000 km di laut yang dikerjakan oleh salah satu anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yaitu PT Elnusa Tbk (Elnusa).

Sementara itu, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengungkapkan, "Survei seismik 2D lepas pantai ini merupakan aktivitas eksplorasi terbesar selama satu dekade terakhir, karena melewati perairan Bangka hingga Seram. Selain itu, seismik 2D ini menggunakan teknologi 2D seismic marine broadband dan dikerjakan oleh single operator, Elnusa," katanya.

Lintasan seismik 2D lepas pantai tersebut akan melewati beberapa cekungan yang diindikasikan memiliki potensi sumberdaya migas yang besar (giant discovery) di antaranya Bangka Offshore area - Makassar Strait dan Buton Offshore.

"Kita semua optimis pemenuhan KKP di WK Jambi Merang ini akan berdampak positif dalam mendukung ketahanan energi nasional," kata Dwi.

Baca juga: Manajemen data dan tantangan investasi migas
 

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019