Gibran dorong anak muda segera rintis usaha

12 November 2019 20:29 WIB
Gibran dorong anak muda segera rintis usaha
Gibran (kiri) saat menjadi pembicara di acara Talkshow Bisnis Food and Beverage 2019 di The Sunan Hotel Solo, Selasa. (Foto: ANTARA/Aris Wasita)

Pengusaha asal Kota Solo sekaligus putra pertama Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, mendorong anak muda segera merintis usaha untuk memperkaya pengalaman.

"Jangan takut dikatain 'cah enom, ora nduwe pengalaman' (anak muda, tidak punya pengalaman, red). Kalau ada yang mengatakan itu jangan didengerin," katanya saat mengisi Talkshow Bisnis Food and Beverage 2019 di The Sunan Hotel Solo, Selasa.

Justru anak muda memiliki pola pikir yang lebih cepat. Menurut dia, merasakan kegagalan sedini mungkin baik untuk pelajaran para pengusaha muda.

"Saya memulai usaha saat usia 23 tahun, bagi saya ini sudah telat. Oleh karena itu, saat ini saya sedang mendorong adik saya (Kaesang Pangarep, red) untuk lebih sukses dari saya," katanya.

Ia mengatakan lebih tertarik mendorong anak muda karena dari sisi pola pikir, mereka lebih mudah diarahkan dan dibentuk. Selain itu, mereka juga loyal.

"Muda bukan sekadar usia tetapi juga cara berpikir, berkreasi, berinovasi, dan bergerak maju," katanya.

Sebagaimana diketahui, Gibran sendiri saat ini tengah mengembangkan kerajaan bisnisnya di beberapa kota di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah bisnis kuliner Mangkok Ku dan Goola. Selain itu, ia juga tengah menjalankan bisnis rintisan Wahyoo.

"Wahyoo ini tugasnya merenovasi warteg agar naik kelas, kami mengajari apa itu sanitasi hingga manajemen. Saat ini sudah ada 12.000 warteg yang direnovasi," katanya.

Ia mengatakan dari beberapa usaha kuliner yang dimilikinya, hanya sebagian kecil yang dijalankan di Kota Solo. Terkait hal itu, ia mempertimbangkan banyak hal.

"Ketika mau mengeksekusi lihat dulu kotanya maju atau tidak, kira-kira bisnis saya nanti jalan atau tidak. Karakter orang di setiap kota tidak sama, jadi 'treatment'-nya juga beda," katanya.***1***
 

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019