"Kabar bagus, Gubernur Papua Lukas Enembe memberi kabar seminggu lalu Peparnas tetap dilakukan di Papua," ujar Gatot seusai penutupan Pekan Paralimpik Pelajar Nasional (Peparpenas) 2019 di GOR Pulo Gadung, Selasa.
Sebelumnya, Gubernur Papua meminta penyelenggaraan Popnas dan Peparnas dilangsungkan di tempat lain mengingat situasi politik yang sempat terjadi. Selain itu, kesiapan venue juga menjadi pertimbangan lain Pemda Papua.
Baca juga: Penyelenggaraan Pekan Paralimpik Nasional 2020 digeser ke Jakarta
Akan tetapi, menurut Gatot, Lukas Enembe kemudian menyetujui penyelenggaraaan Peparnas di Papua setelah Kemenpora mampu meyakinkan Pemda Papua untuk tetap menggelar ajang multi even bagi disabilitas tersebut.
"Memang tidak mudah membujuk. Tugas kami membujuk dan akhirnya bisa. itu sebagai bentuk apresiasi. Peparnas tak kalah pentingnya dengan PON," kata dia.
Senada dengan Gatot, Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Raden Isnanta menyambut baik pelaksanaan Peparnas yang tetap berlangsung di Papua. Kesanggupan Papua membuat pemerintah tak galau lagi perihal venue.
Baca juga: Jawa Timur juara umum Peparpenas 2019
Sebagai pemilik program, Kemenpora akan melakukan pendampingan serta supervisi kepada Pemda Papua agar penyelenggaraan bisa berjalan dengan sukses dan lancar.
"Kita baru dengar kemarin Peparnas (jadi di Papua). Itu kan ada sinyal tidak sanggup, tapi tadi kata Pak Sesmen, gubernur sanggup untuk Peparnas. Karena venue di sana, kita sebagai pemilik program harus memberikan supervisi dan pendampingan," katanya.
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019