• Beranda
  • Berita
  • Minyak stabil, Trump kandaskan harapan rincian kesepakatan perdagangan

Minyak stabil, Trump kandaskan harapan rincian kesepakatan perdagangan

13 November 2019 06:09 WIB
Minyak stabil, Trump kandaskan harapan rincian kesepakatan perdagangan
Ilustrasi - Harga minyak turun. ANTARA/Shutterstock/pri (Shutterstock)

Harga minyak mentah berjangka Brent turun tipis 0,12 dolar AS menjadi ditutup pada 62,06 dolar per barel

Harga minyak sedikit berubah pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB) setelah terpangkas kenaikan sekitar satu persen, menyusul pidato Presiden AS Donald Trump yang menawarkan sedikit rincian baru tentang pembicaraan perdagangan Washington dengan Beijing.

Kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat dan permintaan minyak karena dampak dari sengketa perdagangan 16 bulan antara dua ekonomi terbesar dunia telah membebani harga minyak mentah berjangka.

Dikutip dari Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Januari, turun tipis 0,12 dolar AS menjadi ditutup pada 62,06 dolar per barel, setelah diperdagangkan antara 62,85 dolar AS dan 61,82 dolar AS per barel.

Sementara, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, sedikit melemah 0,06 dolar AS menjadi menetap pada 56,80 dolar AS per barel.

Baca juga: Harga minyak turun, kekhawatiran kelebihan pasokan 2020 meningkat
Baca juga: Harga minyak di Asia turun dua hari beruntun, produksi Saudi naik


Harga-harga terpangkas kenaikan sebelumnya setelah pernyataan Trump ke pertemuan makan siang The Economic Club of New York, termasuk pesan beragam tentang pembicaraan perdagangan AS-China dan mengecualikan secara spesifik tentang setiap kemajuan dalam negosiasi.

Trump mengatakan AS dan negosiator China "dekat" dengan kesepakatan perdagangan "fase satu", tetapi sebagian besar mengulangi retorika yang sudah usang tentang "kecurangan" perdagangan China.

Sebelumnya, harga mendapat dukungan dari data yang menunjukkan persediaan minyak mentah di Cushing, titik pengiriman untuk WTI, turun sekitar 1,2 juta barel dalam sepekan hingga 8 November, kata para pedagang, mengutip perusahaan intelijen pasar Genscape.

Persediaan di pusat pengiriman itu diperkirakan berkurang setelah kebocoran lebih dari 9.000 barel, memaksa pipa minyak mentah Keystone 590.000 barel per hari ditutup pada akhir Oktober. Saluran itu telah dimulai kembali dengan tekanan yang dikurangi.

Persediaan Cushing telah meningkat selama lima minggu berturut-turut hingga 1 November, menurut data pemerintah.

Namun, stok minyak mentah nasional diperkirakan telah meningkat minggu lalu untuk pekan ketiga berturut-turut, sebuah jajak pendapat awal jelang data pemerintah dirilis pada Kamis (14/11/2019). Data energi mingguan telah tertunda sehari karena Hari Libur Veteran pada Senin (11/11/2019).

Brent telah meningkat 16 persen sepanjang tahun ini, didukung oleh pakta pembatasan pasokan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu termasuk Rusia. Para produsen akan bertemu pada 5-6 Desember untuk memutuskan apakah akan memperpanjang kesepakatan.

Oman, salah satu produsen luar yang bekerja dengan OPEC, mengatakan pada Senin (11/11/2019) bahwa aliansi itu mungkin akan memperpanjang perjanjian tetapi tidak mungkin meningkatkan ukuran pengurangan pasokan.

Dalam pengembangan sisi suplai lebih lanjut yang mendukung, Goldman Sachs memangkas perkiraan 2020 untuk pertumbuhan produksi minyak AS, yang telah melonjak dalam beberapa tahun terakhir dan membantu menjaga harga.

"Pasar macet antara persepsi kelebihan pasokan 2020 dan memperkuat pasar fisik untuk minyak secara global," kata Scott Shelton, broker di ICAP di Durham.

Baca juga: Dolar bertahan setelah Trump ungkap sedikit tentang perang dagang

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019