Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengingatkan seluruh pelaku ekonomi, industri dan keuangan di Indonesia untuk tidak sekadar memberikan label halal pada produk dalam negeri, khususnya makanan dan minuman.
Wapres meminta agar produksi industri makanan dan minuman halal di dalam negeri harus ditingkatkan sehingga dapat diekspor ke luar negeri.
“Kita jangan hanya menjadi negara yang tukang memberikan sertifikat halal, menyetempel kehalalan produk, menjadi konsumen produk halal; tapi kita ingin Indonesia menjadi produsen produk halal yang kita ekspor ke berbagai negara,” kata Wapres Ma’ruf saat membuka Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) Ke-6 di JCC Senayan Jakarta, Rabu.
Selain menjadi produsen makanan dan minuman halal, Wapres juga mendorong industri keuangan dan perbankan syariah di Indonesia terus dikembangkan, khususnya wakaf dan zakat.
Ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia memiliki potensi besar mengingat jumlah penduduk terbanyak beragama Islam. Pengembangan ekonomi dan keuangan syariah juga dapat memperkuat ketahanan ekonomi nasional, jelas Ma’ruf.
Namun, kegiatan ekonomi umat berbasis syariah di Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara lain yang berpenduduk Muslim.
“Sampai Januari 2019, market share keuangan syariah di Indonesia, termasuk perbankan dan asuransi, baru 8,6 persen. Khusus untuk perbankan syariah baru mencapai 5,6 persen,” katanya.
Oleh karena itu, Wapres meminta pelaku kegiatan perekonomian di Indonesia untuk bersinergi dalam membangun perekonomian syariah dan konvensional.
Dengan demikian, cita-cita Indonesia untuk mengejar ketertinggalan dengan negara lain yang berpenduduk Muslim dapat tercapai.
“Kita ingin mengejar negara dengan penduduk mayoritas Muslim yang sudah lebih maju daripada kita, seperti Mesir dengan pangsa keuangan syariah sebesar 9,5 persen, Pakistan 10,4 persen, dan Malaysia 28,2 persen,” ujarnya.
Baca juga: Ma'ruf Amin: Hati-hati, jangan sampai jadi "kiai gerhana"
Baca juga: Wapres Ma'ruf: Kemiskinan hampir membawa orang pada kekafiran
Baca juga: Wapres Ma'ruf dan Dubes Selandia Baru bahas penanggulangan terorisme
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019