Kedua wakil Indonesia tersebut akan saling berhadapan di babak kedua untuk memperebutkan tiket di babak delapan besar ganda putra.
Baca juga: Tekuk Han, Ruselli maju ke babak kedua Hong Kong Open
Di babak pertama Hendra/Ahsan mengalahkan wakil tuan rumah, Lam Wai Lok/Li Kuen Hon dengan skor 21-11, 21-14. Sedangkan Wahyu/Ade memetik kemenangan atas Akira Koga/Taichi Saito (Jepang), dengan skor 6-21, 21-19, 21-19.
Wahyu/Ade melewati pertarungan sengit selama 55 menit melawan Koga/Saito. Kalah telak di gim pertama, Wahyu/Ade berusaha untuk bangkit di gim kedua. Namun, perjuangan mereka tak mudah, mereka sempat tertinggal dan pelan-pelan menyusul perolehan skor dan akhirnya bisa memenangkan pertandingan.
Baca juga: Ditekuk unggulan enam, Rinov/Pitha gagal ke babak kedua Hong Kong Open
"Di gim pertama kami main di bawah tekanan, tidak bisa keluar dari tekanan itu. Lalu pelatih (Herry Iman Pierngadi) menyemangati kami dan mengatakan kalau ini kesempatan kami untuk menang dari lawan," kata Ade melalui keterangan tertulis PP PBSI di Jakarta, Rabu.
"Kami sudah mengira akan ramai, pemain Jepang itu kuat. Di gim pertama kami 'kalah angin' juga, jadi susah keluar dari tekanan. Di gim selanjutnya kami mencoba untuk berpikir dapat poin satu-satu dulu, saat ketinggalan kami mencoba berpikir lebih positif," kata Wahyu menambahkan.
Baca juga: Babak pertama Hong Kong Open, Owi/Winny dihadang Hoki/Nagahara
Menanggapi pertemuan dengan The Daddies di babak kedua, Wahyu/Ade mengatakan bahwa mereka sudah sama-sama mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing. Hendra/Ahsan unggul 3-0 dalam catatan rekor pertemuan dengan Wahyu/Ade. Pertemuan kedua pasangan terjadi di Japan Open 2019, kala itu Hendra/Ahsan menang dengan skor tipis, 16-21, 21-18, 22-20.
"Pertemuan terakhir cukup ramai, kami sudah sama-sama tahu permainan masing-masing. Hendra/Ahsan bukan cuma banyak pengalaman, tapi kualitas permainan mereka memang lebih baik. Kami harus lebih siap dan coba lebih nekat saja di lapangan," pungkas Wahyu.
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2019