Pengamat politik Ujang Komarudin memaparkan perbedaan karakter kepemimpinan antara Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) yang juga Politisi Partai Golkar.Bisa dilihat bahwa Pak Airlangga itu pergaulannya terbatas, hanya di tingkat elit saja dan tidak mengakar,"
Ujang di Jakarta, Rabu, menilai karakter kedua tokoh tersebut berdasarkan kepemimpinan mereka, baik di Golkar maupun di saat memimpin lembaga negara.
"Indikator penilaian saya adalah ketika mereka menjadi elite di Golkar atau pejabat di lembaga negara," kata Direktur Indonesia Political Review (IPR) ini.
Baca juga: Golkar gunakan lembaga survei jaring cakada di Pilkada 2020
Menurut Ujang, bila dilihat karakteristik kepemimpinannya, Airlangga menunjukkan karakter pemimpin yang eksklusif. Hal itu terlihat dari kepemimpinannya di Golkar beberapa tahun terakhir ini.
"Bisa dilihat bahwa Pak Airlangga itu pergaulannya terbatas, hanya di tingkat elit saja dan tidak mengakar," ujarnya.
Sementara Bamsoet berbanding terbalik dengan Airlangga. Ia menilai Bamsoet adalah seorang pemimpin yang inklusif atau terbuka.
Baca juga: Golkar: Rapimnas tidak bahas tahapan Munas
"Bamsoet dalam situasi politik sangat dinamis, lebih adaptif ketimbang Airlangga. Bahkan pergaulan Bamsoet itu lebih mengakar," lanjutnya.
Partai Golkar sendiri akan melaksanakan Musyawarah Nasional (Munas) di Jakarta pada tanggal 4 hingga 6 Desember 2019.
Ujang pun berharap pada Munas Golkar nanti dapat melahirkan pemimpin yang lebih inklusif lagi, karena demokrasi Indonesia semakin berkembang dan maju.
"Tentunya dinamika politik ke depan akan semakin dinamis dan lebih terbuka lagi," kata Ujang.
Baca juga: Golkar gelar Rapat Pleno jelang Rapimnas
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019