"Komisi II DPR sepakat evaluasi Pilkada langsung, dan kita bisa mengambil hipotesis sebelum melakukannya, ada empat opsi," kata Doli di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis.
Pertama, menurut dia, terkait basis otonomi daerah, kalau dilihat dari basis ekonomi itu ada di kabupaten/kota.
Karena itu menurut dia, kalau memang benar konsekuen bahwa basis otonomi daerah ada di kabupaten/kota, dikaitkan dengan mengembangkan demokrasi maka yang harus dipertahankan untuk melibatkan publik yaitu di Pilkada kabupaten/kota.
"Kalau kita bilang pemilihan langsung ya cukup hanya di kabupaten/kota saja karena provinsi itu adalah kepanjangan dari pemerintahan pusat dan sifatnya adalah koordinatif, itu bisa salah satu opsi," ujarnya.
Kedua menurut dia, saat ini berkembang teori asimetris, kalau alasan Pilkada membuat masyarakat tidak rasional, lalu terbiasa dengan politik uang maka ada juga yang mengatakan coba kita lihat indeks demokrasi kita.
Menurut dia, ada yang berasumsi politik uang masif terjadi di daerah-daerah yang pendidikan masyarakatnya belum terlalu tinggi dan daerah pra-sejahtera.
"Kalau begitu, di daerah-daerah perkotaan yang relatif pendidikannya lebih baik, tingkat kesehatan lebih tinggi, mungkin sudah bisa tetap dipertahankan Pilkada langsung. Namun di daerah-daerah yang masih belum memenuhi, kita kembalikan ke DPRD," katanya.
Opsi ketiga menurut dia, tetap dilakukan Pilkada langsung namun ada aturan yang secara spesifik harus dicari.
Dan opsi keempat menurut Doli, pemilihan dikembalikan ke DPRD namun harus ada kajian sangat mendalam dengan alasan akademik sehingga mendapatkan satu keputusan yang tepat.
"Karena kita sesungguhnya harus mulai belajar mengambil satu keputusan, satu sistem yang kita pilih, bukan lagi untuk coba-coba. Kita pertahankan 15-20 tahun yang akan datang termasuk soal sistem Pemilu yang akan kita sepakati," ujarnya.
Selain itu menurut dia, Komisi II DPR sudah sepakat melakukan evaluasi pelaksanaan Pilkada langsung namun jangan terburu-buru mengambil kesimpulan bahwa Pilkada dikembalikan ke DPRD.
Baca juga: DPR dalami urgensi evaluasi Pilkada langsung
Baca juga: Fadli: Wacana evaluasi pilkada dikaji ulang mendalam
Baca juga: Presiden jelaskan evaluasi untuk Pemilu yang lebih baik
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019