Simulator pembangkit listrik tersebut merupakan hasil kerja sama FTUI dengan China Shenhua Energy Company Limited Guohua Power Branch.
"Laboratorium ini akan menjadi pusat pembelajaran dan pelatihan bagi para tenaga kerja Guohua Energy di bidang pengoperasian, pengendalian, dan pemeliharaan PLTU," kata Dekan FTUI Hendri D.S. Budiono dalam siaran pers di Jakarta, Kamis.
Hendri mengatakan fasilitas tersebut nantinya juga dapat dimanfaatkan oleh dosen dan mahasiswa untuk penelitian dan pengembangan di bidang terkait.
Baca juga: 55 tahun FTUI, kenalkan dunia perekayasaan pada generasi muda
Selain membangun simulator PLTU, Shenhua bersama tim UI juga telah menyelesaikan Pre-Feasibility Study (pra studi kelayakan) untuk pembangunan PLTG di sekitar UI.
"Dengan kerja sama ini, diharapkan UI dapat membantu industri ketenagalistrikan di Indonesia dalam meningkatkan kapasitas SDM yang kompeten. Di sisi lain, diharapkan juga dapat memberikan solusi terhadap permasalahan-permasalahan ketenagalistrikan di Indonesia," imbuh Hendri.
Turut hadir dalam peresmian Power Plant Simulator and Scientific Research Educational Cooperation Center tersebut Rektor UI Muhammad Anis, Presiden Direktur Guohua Electric Power Song Chang, dan Direktur Bisnis Regional Maluku dan Papua PT PLN (Persero) Ahmad Rofik.
UI dan China Shenhua Energy Company Limited Guohua Power Branch pada 20 Maret 2019 telah menandatangani MoU sebagai tindak lanjut dari kunjungan rektor tujuh perguruan tinggi negeri (PTN), termasuk UI, dan Direksi PLN ke China pada 3 - 7 Desember 2017.
Kunjungan tersebut bertujuan untuk mempelajari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang ketenagalistrikan, khususnya hubungan antara industri atau bisnis dan akademisi.
Baca juga: UI perkenalkan teknologi kemasan produk industri rumahan
Saat ini, Shenhua Energy memiliki beberapa proyek pembangkit listrik hasil kerja sama dengan PLN, salah satunya adalah PLTU Jawa 7 berkapasitas 2x1.000 MW yang terletak di Serang, Banten.
Power Plant Simulator tersebut memiliki tiga model kapasitas yaitu PLTU 1.000 MW ultra supercritical unit, PLTU 350 MW supercritical unit, dan PLTU 150 MW subcritical unit.
Untuk PLTU 1.000 MW menggunakan simulator dengan metode stimulatif, sama halnya dengan PLTU Jawa 7. Sementara itu, untuk PLTU 350 MW dan 150 MW bekerja dengan metode translatif laiknya PLTU Sumsel-1 dan PLTU Sumsel.
Metode stimulatif menggunakan sistem virtual controller, DCS logic dan gambar yang sama dengan unit sebenarnya (PLTU Jawa 7). Sementara itu, metode translatif menggunakan prosedur translasi sehingga DCS controller dan gambar ditranslasikan dalam simulator, tetapi dengan fungsi yang sama.
Kerja sama pengembangan fasilitas tersebut sejalan dengan Proyek Strategis Nasional dalam meningkatkan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 35.000 MW.
Demikian pula halnya untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU batubara), pemerintah berencana menaikkan porsi PLTU hingga menjadi 54 persen pada tahun 2025.
Untuk mengakomodasi rencana tersebut, diproyeksikan sebanyak 16.000 kebutuhan SDM (khususnya sarjana teknik) yang mumpuni pada tahun 2025.
Untuk itu, diharapkan, keberadaan simulator di UI mampu menjadi pusat pembelajaran di dalam membentuk SDM yang andal di bidang ketenagalistrikan, pembangkitan, transmisi, dan distribusi listrik.
Baca juga: FT UI luncurkan rumah masa depan dengan listrik "dual power"
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019