Dirjen Holtikultura Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto menantang produsen benih sayuran untuk dapat memenuhi kebutuhan benih biji bawang merah di Tanah Air.Jangan sampai warga (petani) sudah tertarik menggunakan benih biji, stok benihnya justru macet.
"Kami tentu mendorong petani menggunakan benih berbentuk biji, tidak lagi menggunakan cara konvensional berbentuk umbi sebagai bibit," katanya, usai membuka Seminar Budidaya Bawang Merah di kompleks PT East West Seed Indonesia, Kabupaten Purwakarta, Jabar, Kamis.
Itu dilakukan karena penggunaan benih biji bawang merah dengan teknologi true shallot seed (TSS) cukup efektif dan meningkatkan produktivitas.
Seiring dengan itu, tantangan ke depan produsen benih sayuran ialah menjamin stok benih bibit bawang merah. Sebab perkembangan benih bibit tersebut sejalan dengan upaya pemerintah dalam pembentukan kawasan holtikultura.
"Tantangannya ialah penyediaan benih biji-nya harus terjamin oleh produsen. Jangan sampai warga (petani) sudah tertarik menggunakan benih biji, stok benihnya justru macet. Syukur-syukur benihnya bisa lebih murah lagi," kata Prihasto.
Baca juga: Kementan dorong petani bawang merah gunakan benih biji
Glenn Pardede, Managing Director PT East West Seed Indonesia (Ewindo), salah satu produsen benih sayuran di Indonesia, menyampaikan penggunaan benih biji TSS dalam menanam bawang merah itu akan menciptakan pertanian yang efektif.
"Penggunaan inovasi ini bisa menghemat biaya produksi dan meningkatkan produksi," kata Glenn Pardede.
Baca juga: Jelang Natal dan Tahun Baru, Mendag sebut bawang merah alami kenaikan
Jika menggunakan bibit umbi bawang merah, yang dibutuhkan mencapai 1,5 ton bibit per hektare dengan biaya sebesar Rp45 juta.
Sedangkan dengan menggunakan inovasi true shallot seed, hanya memerlukan 5 kilogram benih dengan biaya sekitar Rp10 juta per hektare.
Menurut dia, pihaknya telah mengenalkan benih bawang merah sejak 2007. Di antaranya varietas benih bawang merah Lokananta dan varietas benih bawang merah Sanren F1.
Baca juga: Metode TSS tanaman bawang pangkas biaya bibit hingga Rp35 juta/hektare
Meski benih biji bawang merah itu sudah dikenalkan sejak 2007, tetapi tetap tidak bisa menjangkau petani di daerah-daerah seperti Kalimantan Timur dan wilayah perbatasan Timur Leste.
Ia menyampaikan, perlu ada campur tangan pemerintah agar benih biji bawang merah digunakan petani di tanah air. Saat ini Kementan telah menyampaikan akan mendorong petani bawang merah menggunakan benih biji, tidak lagi bibit umbi.
"Untuk ketersediaan benihnya dijamin aman, dan harganya juga terjangkau," katanya.
Baca juga: Konsumsi bawang bisa kurangi risiko kena kanker payudara
Baca juga: Minat petani turun, luas tanaman bawang jatuh
Pewarta: M.Ali Khumaini
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2019