"BNPB sudah mengirimkan tim reaksi cepat untuk mengkaji dampak-dampaknya, tentunya nanti kalau pemerintah daerah tidak mampu meng-handle, BNPB akan membantu dengan dana siap pakai baik untuk penanganan korban, pengungsi atau yang lainnya," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo ketika ditemui di kantor BNPB, Jakarta pada Jumat.
Menurut Agus, sejauh ini BNPB mendapat data bahwa dua orang mengalami luka dan 19 bangun rusak akibat gempa yang terjadi pukul 23.17 WIB pada Kamis (14/11) dengan episentrum 134 km barat laut Jailolo, Malulu Utara di kedalaman 73 km.
Baca juga: Pascagempa 7,1 magnitudo warga Maluku Utara diimbau tetap tenang
Baca juga: BMKG catat 74 aktivitas gempa susulan pascagempa M 7,1 di Malut
Sejauh ini, kata Agus, meski warga sempat mengalami kepanikan saat gempa terjadi sampai sekarang tidak ada warga yang mengungsi di Jailolo dan Ternate di Maluku maupun Bitung di Sulawesi Utara yang mengalami dampak guncangan gempa
"Jadi kita tidak merekomendasikan penduduk mengungsi, tapi tinggal di rumah masing-masing. Tapi yang perlu dipastikan rumahnya tidak ada yang rusak dan membahayakan. Jika diperiksa sudah OK, mereka tidak perlu mengungsi," ujar Agus.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sempat mengeluarkan peringatan dini tsunami saat terjadi gempa M 7,1 pada Kamis malam dan mengakhirinya pada Jumat pukul 01.45 WIB.
Aktivitas susulan masih terus terjadi dengan sampai pukul 10.00 WIB pada Jumat (15/11) terjadi 87 aktivitas gempa susulan di daerah tersebut, menurut data dari BMKG.
Baca juga: BMKG catat 28 gempa susulan pascagempa Magnitudo 7,1 di Malut
Baca juga: BMKG catat 17 gempa susulan pascagempa Magnitudo 7,1 di Malut
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019