"Percuma negara dan industri gencar berpromosi terkait wisata daerah jika masyarakatnya tidak sadar wisata," kata Ketua PPHI Riyanto Sofyan pada rangkaian kegiatan International Shari'a Economic Festival (ISEF) di Jakarta Convention Center, Jumat.
Ia mengakui masyarakat dan para pihak terkait beberapa daerah tertentu misalnya Bali sudah memiliki sikap sadar wisata dan itulah yang juga harus dikembangkan di daerah lain.
Baca juga: 140 juta wisman muslim diproyeksikan kunjungi Indonesia pada 2020
Contohnya saja daerah bagian Sumatera yakni Sumatera Barat dan Sumatera Utara yang memiliki potensi besar di sektor wisata, namun sikap sadar wisata dianggap belum sepenuhnya ada.
"Sadar wisata itu termasuk memberikan pelayanan, jadi harus benar-benar melayani konsumen atau pengunjung sebaik mungkin. Tidak marah-marah," kata dia.
Menurutnya, masyarakat yang sadar wisata berarti juga memahami potensi besar di sektor kepariwisataan daerah untuk menyejahterakan masyarakat sehingga secara spontanitas juga turut terlibat di dalam pengembangannya.
"Jadi mereka harus sadar dan terlibat," ujar dia.
Secara umum, terdapat tiga syarat agar wisata daerah dapat berkembang yakni mengetahui potensi yang dimiliki daerah, hal-hal apa saja yang ada serta menyesuaikan dengan pasar yang ada.
Baca juga: Masyarakat diminta perkuat literasi wisata halal
Kemudian, perkembangan sektor wisata bisa dilihat dari amenitas yakni meliputi akomodasi, restoran dan sebagainya di daerah itu. Terakhir ialah aksesibilitas, karena hal tersebut juga penting.
Untuk mewujudkan pengembangan sektor pariwisata juga tidak terlepas dari langkah-langkah yang diambil oleh Dinas Pariwisata daerah setempat dengan menjalankan program-program wisata yang membangun.
Sehingga intinya, kata dia, pemerintah menyediakan program kepariwisataan yang sesuai, kemudian bersama-sama mengembangkan dan menjalankannya dengan masyarakat yang sadar wisata
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019