"Kami butuh pemimpin yang sungguh-sungguh mengurus partai," kata Darul kepada wartawan, Jumat, menanggapi pemilihan Ketum Golkar pada Munas Golkar yang akan digelar 3-6 Desember 2019.
Airlangga Hartarto sudah mendeklarasikan akan maju sebagai calon ketua umum. Penantangnya kemungkinan besar adalah Bambang Soesatyo yang saat ini menjabat Ketua MPR.
Menurut Darul, baik Airlangga maupun Bambang adalah kader Golkar yang membanggakan. Kader ingin keduanya sukses memimpin lembaga masing-masing, tapi juga bisa membagi waktu untuk mengurus partai.
Darul menilai Airlangga akan kesulitan mengurus partai kalau kembali menjadi ketua umum karena posisinya sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
Menurut dia, ada baiknya Airlangga fokus di kabinet agar tidak mengecewakan Presiden Joko Widodo.
"Kami ingin Pak Airlangga sukses sebagai menteri, apalagi dia andalan di perekonomian. Dia harus fokus di kementerian agar tidak mengecewakan. Karena menteri adalah pembantu presiden, maka waktunya akan mengikuti presiden," tegas Darul.
Sementara Bambang, lanjut Darul, lebih akan bisa fokus mengurus partai karena dengan jabatan sebagai Ketua MPR, ia bisa mengatur kegiatannya sendiri.
"Kalau MPR kan lebih banyak kegiatan rapat. Berbeda dengan menteri yang jadwalnya ikut presiden. Kalau presiden manggil, menteri harus bisa," kata Darul.
Airlangga dan Bambang sendiri sama-sama yakin mendapat dukungan menjadi ketua umum. Airlangga mengklaim mendapat dukungan dari pimpinan daerah yang mengikuti Rapimnas di Jakarta.
Bambang Soesatyo menanggapi klaim Airlangga dengan optimis. Menurutnya, Rapimnas hanya mewakili 34 suara.
"Masih ada 514 suara dewan pimpinan daerah tingkat II," kata Bambang sebelumnya saat Rapimnas Golkar.
Baca juga: Nusron Wahid: Ada empat kandidat ketum Golkar, Munas sulit aklamasi
Baca juga: Wacana aklamasi di Munas, Pengamat: Golkar tidak cerminkan demokrasi
Baca juga: Soal aklamasi, Bamsoet: Golkar punya pengalaman pahit
Baca juga: Dorongan aklamasi, Akbar Tanjung: Serahkan mekanisme Munas Golkar
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019