Pertukaran dua sandera Taliban ditunda

15 November 2019 21:24 WIB
Pertukaran dua sandera Taliban ditunda
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, yang mendapat ancaman aksi balas dendam dari kelompok Taliban karena kebijakannya akan mengeksekusi sejumlah pemberontak pemerintahannya. (president.gov.af)
Rencana pertukaran dua sandera dari Barat dengan tiga anggota Taliban yang dipenjara sudah ditunda, kata seorang pejabat pemerintah Afghanistan kepada Reuters, Jumat.

Sumber-sumber di kalangan Taliban mengatakan kelompok itu telah memindahkan kedua warga asing tersebut ke sebuah "tempat yang baru dan aman".

Sebelumnya pada Selasa (12/11), Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengatakan pemerintah akan membebaskan seorang pemimpin faksi militan Taliban Haqqani dan dua komandan lainnya untuk ditukar dengan dua dosen universitas, yaitu warga Amerika Serikat Kevin King dan warga Australia Timothy Weeks.

Kesepakatan itu dilihat pemerintah Afghanistan sebagai langkah utama dalam mengupayakan perundingan langsung dengan Taliban.

Baca juga: Gerilyawan Taliban akan ditukar dengan tawanan Amerika, Australia

Namun, kelompok gerilyawan itu hingga kini tidak mau berhubungan dengan pemerintah Afghanistan, yang mereka sebut sebagai rezim "boneka" tidak sah di Kabul.

Seorang diplomat mengatakan di Washington pada Rabu (13/11) bahwa pertukaran tahanan itu tidak akan terjadi. Seorang pejabat pemerintah Afghanistan mengatakan kepada Reuters, Jumat, bahwa pertukaran ditunda namun ia tidak memberikan keterangan lebih rinci.

Tiga sumber di kubu Taliban, termasuk seorang anggota kerabat tahanan Anas Haqqani, saudara pemimpin jaringan Haqqani, mengatakan komandan-komandan itu direncanakan diterbangkan ke Qatar untuk dibebaskan namun ternyata dibawa kembali ke penjara di Bagram di luar Ibu Kota Afghanistan, Kabul.

Baca juga: Tetua desa di Afghanistan minta Taliban bebaskan tahanan

"Kami berbicara dengan mereka setelah mereka diberi pakaian baru dan dibawa keluar dari penjara Bagram," kata kerabat tersebut.

"Mereka dikatakan sedang dibawa dengan pesawat dan kami memperkirakan bahwa mereka akan mendarat di Doha dan ketika dalam beberapa jam pendaratan itu tidak terjadi, kami jadi curiga."

Sumber-sumber itu mengatakan bahwa mereka mendengar kabar, soal para tahanan itu dibawa kembali ke Bagram, dari para tahanan Taliban di penjara serta anggota pasukan keamanan Afghanistan.

Pembatalan itu membuat Taliban "tercengang dan sakit hati", kata salah satu sumber yang mengetahui perincian pertukaran tahanan.

"Kesepakatannya adalah, kami akan membebaskan mereka setelah tahanan-tahanan kami mendarat di Qatar," kata sumber ketiga yang mengetahui rencana pertukaran tahanan.

Baca juga: Taliban bebaskan hampir 250 tahanan di penjara Pakistan

Sumber-sumber di kalangan Tailban mengatakan mereka tidak punya informasi soal mengapa para tahanan itu belum diterbangkan ke Doha.

Juru bicara pemerintah Afghanistan dan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kabul belum bisa dihubungi untuk dimintai keterangan.

Pemerintah Australia mengatakan pada Selasa bahwa pihaknya tidak akan memberikan komentar terus-menerus mengenai upaya untuk membebaskan Weeks.

King dan Weeks diculik pada Agustus 2016 di luar kompleks American University of Afghanistan di Kabul, tempat mereka bekerja sebagai dosen.

Mereka muncul satu tahun kemudian dalam video penyanderaan. Dengan penampilan yang terlihat acak-acakan, dalam video itu mereka meminta Presiden AS Donald Trump agar mengupayakan pembebasan mereka.

Sumber: Reuters

Pewarta: Tia Mutiasari
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019