Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meminta para akademisi menggencarkan riset mengenai inovasi energi baru dan terbarukan (EBT).Terus lakukan riset teknologi lanjutan agar bisa memberikan masukan kepada pemerintah
Menurut dia, di Jakarta, Jumat, pengembangan EBT yang tengah digalakkan pemerintah berpotensi memberikan kontribusi besar pada ketahanan energi dan perekonomian nasional yang berkelanjutan.
Melihat peran krusial dari EBT ini, lanjutnya, dibutuhkan dukungan dari pihak universitas untuk menggiatkan penelitian di sektor EBT.
"Pemerintah membutuhkan dukungan dari pihak universitas untuk menggiatkan penelitian di sektor EBT. Hal ini demi mendorong industri EBT agar lebih efisien. Terus lakukan riset teknologi lanjutan agar bisa memberikan masukan kepada pemerintah," ungkap Arifin.
Baca juga: Pembangkit listrik EBT capai 7.435 MW
Selain mampu mewujudkan ketahanan energi di masa depan, target bauran energi berbasis EBT sebesar 23 persen pada 2025 diproyeksikan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi nasional melalui penyerapan tenaga kerja.
"Dunia sudah mulai membicarakan transisi energi sejak adanya inisiatif Paris Agreement yang menghasilkan energi bersih. Potensi EBT yang melimpah di Indonesia akan menarik investor. Jadi, meningkatkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan yang lebih baik dengan hadirnya lapangan kerja," katanya.
Arifin mengungkapkan suksesnya sejumlah negara berlomba-lomba memanfaatkan Matahari sebagai sumber listrik menjadi bukti EBT sebagai energi masa depan.
Untuk itu, pemanfaatan EBT akan dioptimalkan melalui eksekusi megaproyek 35 ribu MW.
"Sebagai energi masa depan, EBT sudah selayaknya mengisi program 35 ribu MW," kata Arifin.
Baca juga: Dirjen EBTKE dorong Perpres perbaikan kebijakan harga EBT
Baca juga: Pertamina siapkan 2 miliar dolar AS kembangkan geotermal
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019