"Maka kita berharap ke depannya adalah bagaimana kita, lewat pendidikan nilai-nilai itu harus ditanamkan sejak dini," kata pria yang akrab disapa Romo Benny itu dalam sebuah diskusi di Jakarta, Jumat.
Dia mengatakan sejak kecil anak-anak Indonesia sudah harus dibiasakan bergaul dengan orang-orang yang berbeda keyakinan. Hal itu untuk memupuk rasa toleransi dan tenggang rasa dalam diri anak-anak.
Hal tersebut, kata dia, bisa mulai diterapkan di lingkungan sekolah dengan mengajak anak-anak menikmati keragaman, kemajemukan dan perbedaan menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari.
"Program-program sekolah harusnya anak anak itu diajak hidup bersama dengan yang berbeda keyakinan. Bagaimana mereka merasakan kebersamaan itu dengan keluarga yang berbeda agama, tapi mereka akan belajar tentang bagaimana mereka bisa menghilangkan kecurigaan satu dengan yang lain," ucap dia.
Romo Benny berharap Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ke depan dapat memberi muatan kurikulum pendidikan karakter Pancasila dengan menitikberatkan kepada praktik-praktik kehidupan, seperti menjaga keberagaman dan kemajemukan.
"Jadi kurikulum pendidikan itu harus anak diajak mengalami bersama tentang indahnya keragaman, kemajemukan itu," kata Romo Benny.
"Maka pelajaran-pelajaran ke depan itu bukan doktrin, tapi bagaimana anak mengalami perjumpaan dengan teman yang berbeda keyakinan, refleksi terhadap perjumpaan itu, sehingga ada internalisasi nilai, bahwa memajukan keragaman, Bhinneka Tunggal Ika itu sudah menjadi kebiasaan orang-orang Indonesia sejak awal," sambung dia.
Baca juga: BPIP apresiasi kontribusi tokoh Riau untuk penguatan Indonesia
Baca juga: BPIP bangun kerjasama dengan lima kelembagaan untuk bumikan Pancasila
Baca juga: BPIP: Perlu doktrin penguatan ideologi Pancasila dengan cara kekinian
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019