Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengikuti kegiatan jalan santai Interfaith Walk, sebagai bentuk kampanye perdamaian dalam menjaga kerukunan umat beragama, di kawasan Car Free Day (CFD) Jakarta, Minggu pagi.
Dalam keterangan pers dari Asisten Deputi Komunikasi dan Informasi Publik Sekretariat Wapres di Jakarta, Minggu, Wapres Ma'ruf tiba di Gedung Sarinah Thamrin pukul 06.50 WIB dengan menggunakan pakaian olahraga. Wapres Ma'ruf bersama ulama Nasaruddin Umar dan beberapa tokoh lintas agama lain, berjalan sekitar 2,7 kilometer dari Gedung Sarinah Thamrin menuju Bundaran Hotel Indonesia dan kembali lagi ke Gedung Sarinah.
Usai mengikuti jalan santai, Wapres Ma'ruf mengaku senang bisa mengikuti kegiatan yang sederhana namun bermanfaat besar bagi terciptanya kerukunan antarumat beragama di Indonesia.
"Saya tidak pernah merasa sebahagia ini, karena memang ini merupakan upaya konkret untuk menyatukan seluruh potensi bangsa ini dari berbagai agama. Biayanya murah, tidak mahal, tapi manfaatnya besar," kata Wapres di Jakarta, Minggu.
Interfaith Walk digagas oleh para pemuka dan tokoh lintas agama untuk membuat suatu kegiatan rutin yang dapat merekatkan seluruh unsur bangsa Indonesia. Kegiatan jalan santai antarkepercayaan itu pertama kali dilakukan di bawah koordinasi lembaga Nasaruddin Umar Office (NUO).
Ulama Nasaruddin Umar, yang juga Imam Besar Masjid Istiqlal, mengatakan gagasan Interfaith Walk tersebut akan diselenggarakan satu kali dalam setahun di setiap ibu kota provinsi dan kabupaten.
"Insya Allah kita bisa menemukan sesuatu yang bisa merekatkan bangsa ini. Insya Allah Interfaith Walk ini akan dilaksanakan setiap tahun, dan di setiap ibu kota provinsi dan kabupaten. Sungguh sangat indah pemandangan yang kita tampilkan hari ini. Ini adalah kegiatan Interfaith Walk yang pertama di Indonesia," ujar Nasaruddin.
Baca juga: Wapres ingin Interfaith Walk diselenggarakan secara rutin di daerah
Baca juga: Wapres Ma'ruf imbau guru mengaji ajarkan Islam "wasathiyah"
Baca juga: Wapres Ma'ruf Amin pimpin koordinasi penanggulangan terorisme
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019