"OSD atau oil spill dispersant disemprot untuk mengurangi konsentrasi dan mengurai minyak agar tidak berbahaya bagi lingkungan," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Batam Herman Rozie di Batam, Minggu.
Tim Dinas Lingkungan Hidup Kota Batam juga sudah mengambil sampel tumpahan minyak di Pulau Belakangpadang, bersama aparat kecamatan setempat.
Menurut Herman, kondisi tumpahan minyak di tengah laut sudah menipis, tetapi di bagian pinggir, air laut masih nampak hitam dan menggumpal.
Tumpahan minyak itu berada di pinggir laut sekitar Pasar Belakangpadang.
Pihaknya masih belum mengetahui asal pencemaran laut di pulau yang berseberangan dengan Singapura.
"Kapal KPLP nomor lambung KNP 376 mengadakan patroli di seputar perairan tersebut," kata dia.
Ia menyatakan menerima informasi mengenai pencemaran itu dari Camat Belakangpadang Yudi Admaji.
Baca juga: Minyak hitam cemari perairan Batam
Wali Kota Batam Muhammad Rudi memerintahkan timnya untuk turun langsung mengecek kondisi di lapangan sekaligus mengambil langkah jangka pendek untuk menangani pencemaran itu.
"Dan tadi, tim DLH turun bersama Pertamina Sambu, KPLP dan DLHK Provinsi Kepri," kata dia.
Baca juga: Pantai utara Batam tercemar tumpahan minyak hitam
Camat Belakangpadang Yudi Admajianto juga membenarkan pencemaran yang terjadi di kecamatan penyangga itu.
"Minyak ini dari kemarin, sampai tadi masih ada," kata Yudi Admaji yang dihubungi saat berada di Pulau Pecong.
Minyak hitam menggenangi sekitar pelabuhan, Dataran Lang Lang Laut dan di sekitar pasar.
Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019