"Lebih ke adiksi, udah kayak kecanduan banget. Orang kalau pertama ke gunung kagak dapet badai dan persahabatan turun-turun kapok. Tapi sekali udah ke atas, lihat awan, matahari pagi, kena racunnya kan. Mau dosis yang lebih," kata Fiersa Besari kepada ANTARA di Jakarta, baru-baru ini.
Fiersa mengatakan inspirasi berkarya seperti membuat lagu ataupun buku, seringkali diperolehnya ketika mendaki gunung.
Pelantun "Celengan Rindu" itu menambahkan, "Ketika kita pulang lihat carrier belum kotor, mau berangkat lagi. Dan itu enggak perlu alasan."
Baca juga: Fiersa Besari siapkan konser penutup sebelum rehat
Mendaki gunung, lanjut Fiersa, membuatnya sejenak bisa melupakan masalah yang dialaminya.
"Salah satu hal saya inget, teman saya pernah bilang ketika di gunung, kita tidak benar-benar kehilangan masalah kita. Masalah tetap ada, tapi masalah yang dibesarkan di kota itu dilupakan sejenak. Itu yang saya suka," tuturnya.
Fiersa mengaku telah memiliki rencana untuk mendaki beberapa gunung ketika rehat dari panggung musik pada tahun depan.
"Dulu, gue enggak punya apa-apa berani naik gunung. Sekarang, ibaratnya udah punya akses, masa enggak mau keliling lagi. Jadi, mumpung lagi ada tenaga, waktu, dan uangnya," kata Fiersa.
"Sebetulnya, pengen banget ke luar (negeri). Tapi kalau cuma ke luar jalan-jalan, mungkin lebih ke ego sendiri ya. Gue kalau ke luar, maunya ke gunung. Sementara, aksesnya masih belum kuat. Pengen habisin di sini, baru keluar," ujar Fiersa Besari yang lebih memilih mendaki gunung di Indonesia.
Baca juga: Fiersa Besari rehat manggung tahun depan
Pewarta: Yogi Rachman
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019