"Rasulullah SAW telah mencontohkan akhlak mulia yang dapat dijadikan suri tauladan di kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah bagaimana berperilaku baik dan menunjukkan rasa kasih sayang antar manusia, termasuk kepada mereka yang berbeda keyakinan," kata Fachrul Razi di Darussalam, Banda Aceh, Minggu.
Pernyataan itu disampaikannya di sela-sela menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1441 H yang diselenggarakan Unsyiah di pelataran Masjid Jamik Darussalam, Banda Aceh.
Baca juga: Menag ajak ASN jadi garda terdepan cegah radikalisme
Ia mengatakan Rasulullah tetap lembut dan ramah kepada wanita Yahudi yang kerap menghinanya dan beliau tidak menaruh dendam.
"Sikap-sikap yang diperlihatkan oleh Rasulullah tersebut harus banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sikap saling mengasihi dan menyayangi, terlebih lagi di Indonesia yang memiliki kehidupan majemuk," katanya.
Ia mengatakan Nabi Muhammad selalu menunjukkan kebenaran dan itu sangat penting, setidaknya menangkal isu miring yang beredar.
Rektor Unsyiah, Prof Samsul Rizal mengatakan peringatan Maulid ini dilaksanakan untuk merenungi kembali cara Rasulullah hidup, bersikap, beribadah, bahkan cara beliau bermuamalah.
"Fakta menunjukkan bahwa orang pintar semakin banyak, tapi orang berakhlak mulia semakin berkurang," katanya.
Rektor juga menyinggung jika saat ini, umat Muslim sering diidentikkan dengan kekerasan, terorisme, dan radikalisme yang seolah-olah, semakin dekat seseorang dengan Islam, maka semakin cenderung orang tersebut menjadi kasar dan radikal.
"Ketika seseorang semakin takwa dan dekat kepada Allah SWT, ia akan cenderung suka membantu orang lain, tidak gampang terpancing amarah dan mudah memaafkan orang lain," katanya.
Peringatan maulid tersebut turut dimeriahkan dengan ceramah maulid dari Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Utara, Tgk Abdul Manan dan turut dihadiri Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah, Ketua Ikatan Alumni Unsyiah (IKA) Sulaiman Abda dan Pangdam Iskandar Muda, Mayjen TNI Teguh Arief Indratmoko.
Baca juga: Menag ingatkan penceramah tidak provokasi masyarakat
Pewarta: M Ifdhal
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019