Akademisi sebut radikalisme ancaman nyata

18 November 2019 10:16 WIB
Akademisi sebut radikalisme ancaman nyata
Alo Liliweri. (ANTARA/Bernadus Tokan)
Guru besar dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Prof DR Alo Liliweri Msi mengatakan radikalisme merupakan ancaman nyata bagi bangsa saat ini.

"Selama ini kita selalu kuatir terhadap radikal, dan kini kita sedang berupaya dengan berbagai cara untuk mencegah berkembangnya radikalisme," kata Alo Liliweri kepada Antara di Kupang, Senin.

Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan ancaman radikalisme dan peristiwa bom bunuh diri di Medan.

Baca juga: Penyerang pastor Gereja Santo Yosep terobsesi gerakan radikal

Menurut dia, kelompok radikal ini sedang terus menerus membangun sel di negara ini. Mereka memiliki jaringan, tetapi melakukan operasi secara tersembunyi.

"Kejadian bom bunuh diri di Medan menunjukkan bahwa ada kelompok radikal aktif yang berkembang di Indonesia," katanya menjelaskan.

Kelompok ini secara aktif mencari momentum yang tepat untuk melakukan tuntutan kepada pemerintah.

Salah satu cara untuk menyampaikan tuntutan adalah melakukan bom bunuh diri, katanya.

Baca juga: Akademisi: Penguatan Pancasila mampu cegah radikalisme

"Jadi mereka aktif mencari momentum yang tepat, untuk melakukan tuntutan apa saja lewat salah satu cara bom bunuh diri," kata Prof Alo Liliweri.

Karena itu, depan seluruh anak bangsa harus secara terus menerus tanpa henti, mencegah berkembangnya kelompok radikal di negeri ini.

Baca juga: Menag ajak ASN jadi garda terdepan cegah radikalisme

Seperti diketahui, Kepolisian Daerah Sumatera Utara hingga Senin telah menetapkan 23 orang sebagai tersangka terkait dengan bom bunuh diri Markas Komando Polres Kota Besar (Polrestabes) Medan.
 
Kapolda Sumut Irjen Pol. Agus Andrianto mengatakan bahwa mereka saat ini berada di rutan Polda Sumut.
 
"Kemarin 18, sekarang ada tambah 5. Dari 5 tersangka 2 di antaranya menyerahkan diri tadi malam didampingi kepling Polsek Hamparan Perak," kata Kapolda di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Medan, Senin.
 
Dari hasil pengembangan yang dilakukan Densus 88 dan Polda Sumut terhadap lima tersangka, pihaknya mengamankan barang bukti berupa senjata rakitan, senapan angin, panah dan senjata tajam jenis sangkur.
 
Agus menyebutkan tim gabungan akan terus melakukan pengembangan untuk mencari orang-orang yang terlibat dalam kasus bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan.

Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2019