"Yang dimatikan sudah banyak, tapi dia kan nggak mungkin mencantumkan nama (misalnya dari) JAD dengan jelas, jadi kadang-kadang ada yang sudah dimatikan tapi kemudian ada yang hidup lagi," kata Kiagus di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa.
Baca juga: Polisi: RMN dan istrinya ikut pelatihan militer kelompok JAD
Baca juga: Polri: JAD Jabar sempat rencanakan aksi teror di Bandung dan Cirebon
Baca juga: Minggu malam, Densus ringkus tiga terduga teroris di Cirebon-Indramayu
Baca juga: Polisi: YF merupakan Amir JAD Cirebon
Baca juga: Bripda Nesti diduga terkait kelompok JAD
PPATK tidak boleh patah semangat untuk menelusuri rekening-rekening yang diduga sebagai aliran dana teroris.
"Yang penting kita terus semangat, kita tidak boleh kalah dengan semangatnya teroris itu. Ayo kita sama-sama tidak boleh patah semangat," katanya.
Menurut Kiagus, teroris jaman sekarang tidak lagi menerima uang dari dalam negeri, namun dibagikan di luar negeri baru kemudian dibawa ke Indonesia.
"Teroris sekarang bahkan tidak hanya menerima dari dalam negeri tapi juga terimanya di luar negeri nanti baru dibagikan dari sana atau dibawa, banyak teknisnya," tutur Kiagus.
Ia menambahkan, modus aliran dana para teroris masih terus mengalami perkembangan.
"PPATK akan terus mendeteksi aliran dana yang mencurigakan," ucapnya.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019