Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengatakan sudah tidak ada lagi warga yang mengungsi akibat gempa Magnitude 7,1 yang mengguncang wilayah Ternate dan Minahasa pada Kamis (14/11).Pemerintah Kota Ternate telah menetapkan status tanggap darurat bencana gempa selama tujuh hari hingga Kamis (21/11),
Pada Selasa (19/11) tidak ada lagi warga yang mengungsi. Warga yang mengungsi memutuskan kembali ke rumah mereka masing-masing, kata Agus melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu.
Sebelumnya, 21 kepala keluarga di Ternate mengungsi di halaman sekolah yang berada di dataran tinggi. Mereka mengungsi hanya pada malam hari karena khawatir kemungkinan gempa susulan dan tsunami.
Baca juga: Distribusi bantuan ke Batang Dua dari Posko Gereja Imanuel tersalurkan
Pemerintah Kota Ternate telah menetapkan status tanggap darurat bencana gempa selama tujuh hari hingga Kamis (21/11). Pos komando penanganan darurat gempa telah diaktifkan dan beroperasi di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ternate.
Terkait upaya taktis operasional, pos lapangan telah didirikan di Kantor Camat Batang Dua yang ada di Pulau Mayau. BNPB memberikan dukungan dana siap pakai Rp250 juta. Tim Reaksi Cepat BNPB juga telah memberikan bantuan logistik kebutuhan dasar kepada BPBD Kota Ternate dan BPBD Provinsi Maluku Utara, jelas Agus.
Baca juga: Pemkot Ternate tetapkan tanggap darurat penanganan gempa Batang Dua
Tim Reaksi Cepat BNPB mencatat beberapa kendala dalam upaya penanganan, antara lain transportasi laut yang terbatas dan cuaca yang tidak menentu, jaringan komunikasi yang terbatas, serta anggaran pemerintah daerah yang terbatas menjelang tahun.
Berkaca dari kejadian gempa tersebut, salah satu rekomendasi Tim Reaksi Cepat BNPB adalah penyiapan sistem peringatan dini serta rambu khusus dan jalur evakuasi khususnya di Kecamatan Batang Dua, Pulau Mayau.
Selain itu, juga perlu upaya edukasi kepada warga setempat untuk membangun kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan bahaya gempa dan tsunami, katanya.
Baca juga: Pascagempa 7,1 magnitudo, bantuan dibutuhkan warga Pulau Batang Dua
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019