Batan kukuhkan tiga profesor riset

20 November 2019 14:37 WIB
Batan kukuhkan tiga profesor riset
Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) telah mengukuhkan tiga profersor riset yaitu Dr. Dani Gustanan Syarif, M.Eng. untuk bidang material keramik, Dr. Ir. Budi Setiawan, M.Eng. untuk bidang kimia fiska dan Dr. Heny Suseni, S.Si., M.Si. untuk bidang kimia radiasi, pada Rabu, Jakarta (20/11/2019). (Antara/Aubrey Fanani)

Apresiasi saya sampaikan karena kekonsistenan dalam meniti karier dan memberikan hasil karya hingga mencapai puncak karier

Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) pada Rabu di Jakarta. telah mengukuhkan tiga profersor riset yaitu Dr. Dani Gustanan Syarif, M.Eng. untuk bidang material keramik, Dr. Ir. Budi Setiawan, M.Eng. untuk bidang kimia fiska dan Dr. Heny Suseni, S.Si., M.Si. untuk bidang kimia radiasi.

Kepala Batan Anhar Riza Antariksawan dalam sambutannya mengatakan ketiga profesor riset itu merupakan peneliti Batan yang ke 53, 54 dan 55 dari 396 peneliti di lembaga itu yang mendapat gelar tersebut.

"Apresiasi saya sampaikan karena kekonsistenan dalam meniti karier dan memberikan hasil karya hingga mencapai puncak karier," kata dia.

Dia mengatakan pada dewasa ini pengembangan sains dan teknologi nuklir sangat berkembang cepat dan memberikan kontribusi signifikan kepada kehidupan manusia, baik dari bidang kesehatan, energi dan lainnya.

Baca juga: BATAN pindahkan reflektor reaktor nuklir gunakan kontainer khusus
Baca juga: BATAN melimbahkan reflektor reaktor nuklir Triga Mark


Misalanya saja dalam bidang energi, seiring perkembangan nanoteknologi saat ini telah dikembangkan fluida pendingin baru yang dikenal dengan nanofluida.

Nanofluida memiliki karakteristik termal lebih baik dari pada fluida dasarnya. Nanofluida sangat berpotensi untuk meningkatkan keselamatan dan tingkat ekonomi PLTN.

"Penelitian Prof. Dani sangat penting karena berhasil menemukan nanofluida dengan penggunaan nanopartikel dari bahan keramik. Nanofluida ini dapat menjadi pengganti fluida konvensional," kata dia.

Sementara itu penelitian yang dilakukan Prof. Budi Setiawan menjawab masalah limbah radioaktif dengan pemanfaatan bahaya alam indonesia.

Baca juga: Komersialisasi produk berbasis teknologi nuklir ditingkatkan BATAN
Baca juga: Batan: PLTN tidak beroperasi otomatis ketika terjadi gempa


"Bahan alam Indonesia memiliki karakteristik sebagai material isolasi tempat disposal, ini dapat meminimalkan pencemaran dari limbah radioaktif," kata dia.

Kemudian Prof. Henny Suseno yang melakukan penelitian terhadap potensi sebaran zat radioaktif dan bioakumulasi di perairan laut Indonesia.

Dia berharap para profesor riset dapat mengembangkan lagi ilmu tersebut fan dapat merangsang peneliti muda Batan untuk berkarya.

Baca juga: Menristek ingin Batan dan Bapeten bumikan nuklir di Indonesia
Baca juga: Menristek: Riset fokus ke inovasi yang dibutuhkan masyarakat

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019