Ditulis oleh Jun Inoue, lagu, "Protect all Life - The Signs of the Times", didasarkan pada tema kunjungan paus ke Jepang dan sebagian dikomposisikan menggunakan program kecerdasan buatan (AI) yang diciptakan oleh Inoue yang dapat menulis satu musik dalam beberapa detik.
Inoue, seorang produser dan komposer yang telah menulis untuk band-band top seperti Arashi, dan beragama Katolik, mengatakan dia sangat sedih menggunakan program AI tetapi akhirnya memutuskan untuk memasukkannya karena sejarah musik dan teknologi saling terkait.
"Saya pikir saya harus memberikan semua yang saya miliki untuk lagu itu, jadi saya memutuskan untuk memasukkan semua teknologi mutakhir yang saya miliki," katanya kepada Reuters. Dia menulis bersama dengan "Amadeus Code AI".
Lagu itu, yang ditulis atas perintah Konferensi Waligereja Jepang, akan dimainkan secara massal di kota Nagasaki serta Tokyo dan muncul dalam beberapa versi, termasuk instrumental dan karaoke.
Ada juga langkah-langkah tarian dan gerakan tangan bergaya yang merupakan versi bahasa isyarat bahasa Jepang untuk lirik lagu, dengan video pengajaran yang diunggah di situs resmi untuk kunjungan paus. Inoue berharap para umat di misa umum, yang akan diadakan di stadion, akan bernyanyi dan menari bersama dengan lagu tersebut.
Meskipun gerak kaki sederhana, terdiri atas langkah-langkah dari sisi ke sisi dalam waktu untuk musik, bahasa isyarat mungkin memerlukan sedikit lebih banyak waktu untuk dikuasai.
"Ada banyak orang yang hidup di dunia tanpa suara, dan saya ingin mereka juga memahami arti dari lirik dan pesannya," kata Inoue.
Lagu tema untuk kunjungan kepausan telah disusun sebelumnya. Satu telah diluncurkan untuk Thailand, di mana Fransiskus akan mengunjunginya sebelum Jepang.
Kunjungannya dari 23-26 November, yang juga akan mencakup Hiroshima, hanyalah kunjungan paus yang kedua ke Jepang dan yang pertama sejak Paus Johanes Paulus II 38 tahun yang lalu.
Sumber: Reuters
Baca juga: Memulai perjalanan Asia, Paus Fransiskus tiba di Thailand
Baca juga: Paus di Madagaskar: Penggundulan hutan harus dipandang sebagai ancaman
Pewarta: Maria D Andriana
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2019