"Pernyataan sebuah website asing itu terlalu berlebihan, tapi saat ini kita berpikir positif dengan adanya pemberitaan yang menyatakan Bali tak layak dikunjungi pada tahun 2020 itu, saya yakin Bali masih favorit bagi wisatawan," katanya di Tabanan, Bali, Rabu.
Saat menghadiri peringatan Puputan Margarana ke-73 di Taman Pujaan Bangsa Margarana, Tabanan, Bali, ia mengemukakan hal itu menanggapi rilis dari Fodor's Travel yang menyebutkan bahwa Bali merupakan salah satu objek wisata yang tak layak dikunjungi pada tahun 2020.
Baca juga: Tokoh Bali temui Menparekraf tanyakan destinasi ramah muslim
Dalam rilis yang ada (18/11/2019), laman pariwisata asing itu menyebutkan beberapa faktor penyebab, diantaranya Bali memproduksi sampah sebanyak 3.800 ton per hari dengan 60 persen sampah yang diproduksi juga tidak dikelola dengan baik.
Alasan lain, over tourism, pungutan pajak 10 dolar AS bagi setiap wisatawan mancanegara yang masuk ke Bali, kekeringan, dan etika wisatawan, khususnya di tempat suci. Over tourism dinilai sebagai musibah, karena destinasi yang sudah kepenuhan turis akan macet dan perilaku turis tidak terkontrol, seperti vandalisme dan menyimpang dari adat/budaya lokal.
"Sampai saat ini, Pemerintah Provinsi Bali dan berbagai elemen masyarakat sudah menggiatkan pariwisata berkualitas di seluruh Bali. Untuk membuktikan bahwa Bali masih layak dikunjungi itu, kami membuat verifikasi pengendalian plastik dan usaha pembuangan air sampah," katanya.
Baca juga: Desa Penglipuran Bali dinilai layak jadi model wisata edukasi
Terkait peringatan Puputan Margarana ke-73 itu, Wagub Bali menjelaskan perjuangan bangsa Indonesia saat ini belum berakhir. Konteks perjuangan bukan dalam merebut kemerdekaan dari penjajah, tetapi bebas dari kebodohan dan kemiskinan.
"Untuk itu, generasi muda diharapkan menjadi pahlawan masa kini yang tetap menganut nilai-nilai perjuangan luhur pahlawan, namun dalam konteks membangun bangsa, membantu sesama dan bersatu untuk bersama-sama menyelesaikan permasalahan bangsa saat ini," katanya.
Kepada generasi muda, ia mengingatkan pentingnya bersatu dalam melawan kebodohan dan kemiskinan yang saat ini masih menjadi permasalahan bangsa Indonesia.
"Bung Karno pernah mengatakan jika dulu lawan kita jelas yaitu penjajah, namun saat ini lawan kita adalah saudara dan teman sendiri, karean itu bersatulah dan jangan bermusuhan antara saudara dan teman," katanya.
Pewarta: Naufal Fikri Yusuf/Pande Yudha
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019