"Kenapa saya akhirnya open up mengenai ini? Karena saya tahu harus menerima dulu fakta tersebut, jadi stop denial dari situ kita akan terbuka dan dapat menerima berbagai informasi untuk langkah selanjutnya," ujar Dian dalam jumpa pers penggalangan dana untuk Sekolah Drisana di Jakarta, Rabu.
Pemain film "Aruna dan Lidahnya" ini mengatakan sejak dirinya mulai terbuka soal sang anak, banyak yang bertanya perihal tempat terapi untuk anak penyandang autisme. Dia berpendapat bahwa sejauh ini banyak masyarakat yang belum mengerti tentang autisme dan cara penanganannya.
"Banyak yang merespon saya di sosial media, banyak yang berkeluh kesah. Ini seperti tentang knowledge bahwa anak-anak berkebutuhan khusus ada di sekitar kita. Ternyata 80 persen dari yang berkeluh kesah ke saya, rata-rata teman-teman saya sendiri dan keluarga saya sendiri yang saya juga baru tahu," kata bintang "Ada Apa Dengan Cinta" itu.
"Semua pada nanya ke saya, pada nanya tentang terapinya, pada nanya terapinya di mana. Jarang banget ada orang yang tahu bahwa ada sekolah untuk anak autis di antara masyarakat dan tugas kita sekarang adalah memberitahu itu," lanjutnya.
Dian berpesan agar para orangtua tidak perlu menutup mata atau malu jika memiliki anak autisme. Dengan terbuka, banyak hal yang bisa dilakukan dalam membantu sang anak agar bisa mandiri.
"Orang-orang yang punya kesulitan seperti ini harusnya jangan jadi bahan untuk malu. Jadi mendingan kita sama-sama memberikan seperti pertolongan yang tepat aja agar nanti mereka bisa mandiri, berdikari," jelas Dian.
Baca juga: Dian Sastrowardoyo sampaikan anaknya terdiagnosis autisme
Baca juga: Dian Sastro: Soal "bullying" bukan hanya siapa yang salah
Baca juga: Dian Sastrowardoyo galang donasi untuk bantu anak autisme
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2019