• Beranda
  • Berita
  • Indikasi anggaran transportasi kereta ibu kota baru Rp209,6 triliun

Indikasi anggaran transportasi kereta ibu kota baru Rp209,6 triliun

20 November 2019 18:13 WIB
Indikasi anggaran transportasi kereta ibu kota baru Rp209,6 triliun
Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN) atau Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa bersama jajaran Kementerian PUPR, dan Kementerian Perhubungan dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR RI di Jakarta, Rabu (20/11/2019). (ANTARA/ Zubi Mahrofi)
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyampaikan bahwa indikasi anggaran untuk pembangunan transportasi perkeretaapian di ibu kota baru membutuhkan dana sekitar Rp209,6 triliun.

"Biaya itu terdiri dari pembangunan stasiun, kereta api subway, KRL, jalur kereta api dan pengadaan kereta listrik," ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Djoko Sasono dalam rapat kajian bersama dengan Komisi V DPR RI di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan bahwa besarnya dana pembangunan untuk transportasi kereta dikarenakan pemerintah harus membangun dari awal, begitu juga dengan teknologinya. Namun, masih ada kemungkinan perubahan angka untuk kebutuhan anggaran itu.

Baca juga: Wapres: Draf RUU ibu kota baru rampung awal 2020

"Tentunya ini pembangunan baru dan segala macamnya, dan teknologi yang kita buat itu kan 'smart city', tetapi ini masih hitungan awal, masih perlu kita lakukan validasi lagi," katanya.

Dalam kesempatan itu, Djoko juga menyampaikan, indikasi kebutuhan anggaran untuk transportasi darat (diluar perkeretaapian) mencapai sebesar Rp4,07 triliun, diantaranya untuk pembangunan terminal, pembangunan halte, kelengkapan jalan, bus air, dan pelabuhan penyeberangan.

Untuk transportasi udara, dipaparkan, indikasi kebutuhan anggarannya sebesar Rp7,35 triliun. Dana sebesar itu untuk untuk pengembangan bandar udara Sipinggan dan AAP Samarinda.

Baca juga: Bappenas sebut UU pemindahan ibu kota baru melalui omnibus law

Sedangkan pembangunan transportasi laut sebesar Rp1,37 triliun untuk pengembangan terminal dan rehabilitasi dermaga, subsidi operasional, pengembangan VTS, penetapan traffic separation scheme dan lainnya.

Selain itu, terdapat juga anggaran untuk melakukan studi perencanaan transportasi sebesar Rp30 miliar, digunakan untuk melakukan Feasibility Study, masterplan dan detail engineering design (DED).

Ia mengatakan rencana pembangunan infrastruktur transportasi itu juga mengoptimalkan fasilitas yang sudah ada seperti bandara dan pelabuhan.

"Kami akan mengoptimalkan yang sudah ada, kita tingkatkan. Prinsipnya beberapa fasilitas sudah ada di sana seperti pelabuhan, darat, dan laut. Ada yang baru ya sesuai dengen perencanaan itu," katanya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019