Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menargetkan merampungkan 11 perjanjian bilateral kerja sama perdagangan pada 2020 dengan berbagai negara mitra dagang.Dari 20 perjanjian kerja sama bilateral itu, sebanyak sembilan perjanjian sudah diratifikasi dan 11 lainnya masih dalam proses dan ditargetkan rampung tahun depan 2020
Menurut Mendag disela pelepasan komoditi ekspor ke Asia di Pelabuhan Peti Kemas, Makassar, Rabu, hal itu dilakukan untuk memperkuat perdagangan bilateral antardua negara.
"Dari 20 perjanjian kerja sama bilateral itu, sebanyak sembilan perjanjian sudah diratifikasi dan 11 lainnya masih dalam proses dan ditargetkan rampung tahun depan 2020," katanya.
Perampungan 11 perjanjian itu akan ditandatangani di Vietnam. Sedang menyusul 12 perjanjian kerja sama yang potensial dengan sejumlah negara seperti New Zealand, India, Pakistan dan sejumlah negara di Eropa masih dalam penjajakan.
Menurut Agus, negara-negara itu yang masuk dalam 12 perjanjian kerja sama yang potensial, karena memungkinkan mendapatkan dispensasi tarif kepabeanan/ baik untuk komoditi yang masuk maupun keluar dari negara bersangkutan.
Pentingnya memperkuat kerja sama bilateral di sektor perdagangan, lanjut dia, tidak terlepas dari pengaruh perang dagang Amerika dan hCina, sehingga harus mencari peluang pasar baru untuk komoditi ekspor Indonesia.
Sementara pelepasan "direct call" komoditi ekspor sebanyak 500 teus atau 7.930 ton dengan nilai ekspor sebesar 19,7 juta dolar AS yang melibatkan 18 pelaku usaha.
Pelepasan pengiriman langsung ke negara tujuan melalui Pelabuhan Peti Kemas Soekarno-Hatta, Makassar itu ditandai dengan penekanan tombol sirine oleh Mendag dan Gubernur Sulsel HM Nurdin Abdullah bersama pejabat Forkopimda Sulsel.
Pada kesempatan yang sama, gubernur Sulsel yang didampingi Kadis Perindustrian dan Perdagangan Hadi Basalama mengatakan, dengan adanya pengiriman langsung komoditi ke luar negeri tanpa melalui Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya dan Tanjung Priok, Jakarta para eksportir menjadi senang.
"Karena dapat dilakukan efisiensi waktu dan biaya. Dengan pengiriman langsung itu dapat menghemat biaya ekspor sekitar 200 dolar AS per teus," katanya.
Kunjungan kerja Mendag di Makassar selain melepas komoditi ekspor ke Asia, juga mengunjungi Pasar tradisional Pa'baeng-baeng untuk memantau harga sembako dan ke gudang Bulog di Panaikang, Makassar untuk mengetahui persediaan beras Sulsel sebagai salah satu provinsi penyangga pangan nasional.
Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019