"Bahtiar Effendy merupakan sosok cendekiawan sejati. Dia pembaca dan penulis" katanya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Almarhum, katanya, merupakan sahabat karibnya sejak menempuh pendidikan di Fakultas Ushuluddin IAIN, yang saat ini berganti nama menjadi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta, hingga keduanya sama-sama melanjutkan studi ke Amerika Serikat pada 1986.
Mereka kemudian sama-sama mewakili pemuda Indonesia pada Konferensi Dunia Agama untuk Perdamaian di Nairobi pada 1984.
"Sejak itu kami bersahabat seperti saudara sendiri," ujarnya.
Baca juga: Ketua PP Muhammadiyah Bahtiar Effendy meninggal dunia
Din Syamsudin menganggap pendiri sekaligus dekan pertama FISIP UIN Jakarta itu sebagai teman sehati, teman berdiskusi dan berdebat.
"Dan saya pula yang mengajaknya bergabung dan aktif di Muhammadiyah hingga akhir hayatnya," katanya.
Komitmen almarhum terhadap kepentingan umat Islam, katanya, sangat kuat sehingga dia geram jika ada perlakuan yang tdk adil terhadap umat Islam.
Sebagai muhajirun di Muhammadiyah atau seseorang yang berasal dari keluarga Nahdlatul Ulama, yang merupakan Bendahara NU di Ambarawa, almarhum menerima Muhammadiyah secara sejati dan cenderung fanatik.
Almarhum terpilih sebagai anggota PP Muhammadiyah Periode 2015-2020 sebagai Ketua yang membidangi Hubungan dan Kerja sama Luar Negeri hingga akhir hayatnya.
Baca juga: Bahtiar Effendy akan dimakamkan setelah Zuhur di Depok
Pewarta: Katriana
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019