Gregory Allen Howard, penulis biopik "Harriet" yang dibintangi Cynthia Erivo, seperti dilansir Reuters, dikutip Kamis, mengatakan ide itu muncul 25 tahun lalu dari mulut seorang mantan eksekutif studio film.
"Bayangkan pada 1994: 'Ini skenario bagus. Biarkan Julia Roberts yang memainkan Harriet Tubman,' ujar orang yang dulu merupakan presiden di studio," tulis Howard dalam artikel untuk Los Angeles Times, Selasa, mendeskripsikan perjalanan panjang membawa kisah Tubman ke layar lebar.
"Untungnya, ada seorang kulit hutam di studio ketika pertemuan itu terjadi 25 tahun lalu. Dia mengatakan pada si presiden bahwa Harriet Tubman adalah perempuan berkulit hitam. Presiden itu menjawab, 'Itu kan sudah lama. Tidak akan ada yang tahu'," tulis Howard.
Namun, Howard tidak menyebut siapa orang tersebut.
Baca juga: Julia Roberts dukung toko London yang jual hadiah untuk pengungsi
"Harriet", yang tayang di bioskop AS pada 1 November 2019, adalah film pertama dari kisah Tubman yang lahir pada masa perbudakan awal 1800-an di Maryland. Saat beranjak dewasa, dia kabur sejauh nyaris 160 km, berlari menembus hutan dan ladang. Dia beberapa kali hampir kehilangan nyawa demi kembali ke Maryland dan memimpin puluhan budak menuju kebebasan lewat Underground Railroad.
Howard mengatakan tidak pernah menyerah usaha mewujudkan film itu. Tapi, atmosfer politik di Hollywood mulai berubah semenjak film "12 Years a Slave" menang dalam Oscar 2013 dan muncul kontroversi #OscarsSoWhite pada 2016 ketika seluruh peraih nominasi akting berkulit putih.
"Bukan kebetulan 'Harriet' mulai diproduksi sembilan bulan setelah peluncuran 'Black Panther'," ujar Howard menambahkan.
Film pahlawan super "Black Panther", sebagai film Marvel Comics pertama yang menampilkan dominasi pemeran kulit hitam, menjadi film dengan pendapatan kotor terbesar kedua pada 2018, yaitu 1,3 miliar dolar AS di box office global. Film itu mendapatkan tiga piala Oscar dan sekuelnya akan tayang pada 2022.
Baca juga: Pecahan 20 dolar AS akan bergambar Harriet Tubman
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019