Isu terkait sampah bakal menjadi topik pembicaraan pada Pekan Lingkungan 2020 di Palembang, Sumatera Selatan, 25 hingga 28 Juni 2019.Keberhasilan konsep itu sangat tergantung pada upaya mengubah perilaku,
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Edward Chandra di Palembang, Kamis, mengatakan, isu sampah saat ini sedang hangat menjadi perbincangan di seluruh belahan dunia sehingga akan diangkat dalam berbagai kegiatan Pekan Lingkungan tersebut.
Kegiatannya diantaranya, seminar, forum dialog dan bincang-bincang, games, pemilihan duta lingkungan, pameran serta public figure yang peduli lingkungan.
Seperti diketahui masalah sampah plastik di Indonesia lagi-lagi menjadi sorotan dunia, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jenna R. Jambeck dari University of Georgia, pada tahun 2010 yakni ada 275 juta ton sampah plastik yang dihasilkan di seluruh dunia, yang mana sekitar 4,8 sampai 12,7 juta ton diantaranya terbuang dan mencemari laut.
Baca juga: Ikatan pemulung protes kebijakan larangan botol dan kantong plastik
Indonesia memiliki populasi pesisir sebesar 187,2 juta yang setiap tahunnya menghasilkan 3,22 juta ton sampah plastik yang tak terkelola dengan baik. Sekitar 0,48 hingga 1,29 juta ton dari sampah plastik tersebut diduga mencemari lautan.
Data itu juga mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara dengan jumlah pencemaran sampah plastik ke laut terbesar kedua di dunia. China memimpin dengan tingkat pencemaran sampah plastik ke laut sekitar 1,23 hingga 3,53 juta ton/tahun.
“Dalam Pekan Lingkungan 2020 ini juga akan dihimpun berbagai informasi mengenai program pengendalian kerusakan lingkungan hidup yang lebih mengedepankan aksinya, baik di tingkat provinsi, kabupaten/kota,” jelas dia.
Baca juga: Bali terbitkan peraturan pengelolaan sampah berbasis sumber
Ia menerangkan, ini penting dalam upaya meningkatkan partisipasi pemangku kepentingan nasional untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang tujuannya untuk mensejahterakan dan melestarikan alam.
Sejauh ini, Pemprov Sumsel memandang perlu adanya sinergi multi stakeholder terhadap pengendalian lingkungan ini yang mengusung konsep pembangunan hijau.
Konsep pembangunan ekonomi hijau ini diharapkan menjadi jalan ke luar untuk menjembatani antara pertumbuhan pembangunan, keadilan sosial serta ramah lingkungan dan hemat SDA.
“Keberhasilan konsep itu sangat tergantung pada upaya mengubah perilaku,” kata dia.
Baca juga: Selain 3R, ini solusi atasi sampah plastik
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019