• Beranda
  • Berita
  • Wapres Ma'ruf hadiri Maulid Akbar di Masjid Istiqlal

Wapres Ma'ruf hadiri Maulid Akbar di Masjid Istiqlal

21 November 2019 22:00 WIB
Wapres Ma'ruf hadiri Maulid Akbar di Masjid Istiqlal
Wapres Ma'ruf Amin saat menghadiri Maulid Akbar dan Doa Untuk Keselamatan Bangsa di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis malam. (Rangga Pandu)

 

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menghadiri acara Maulid Akbar dan Doa Untuk Keselamatan Bangsa yang diselenggarakan lembaga dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis malam.

Dalam sambutannya pada acara Maulid Nabi itu, Wapres menyampaikan bahwa Nabi Muhammad merupakan figur yang luar biasa.

"Nabi Muhammad itu manusia tapi bukan kayak manusia biasa. Bahkan Nabi Muhammad itu ibarat batu mutiara sedangkan orang lain kayak batu biasa," kata Ma'ruf di Istiqlal, Jakarta, Kamis malam.

Baca juga: Wapres Ma'ruf Amin andalkan santri adang radikalisme

Dia mengatakan Nabi Muhammad ibarat batu berlian, sementara manusia biasa ibarat batu koral.

"Jadi beda harganya, berlian itu kecil saja harganya mahal, kalau koral satu truk aja nggak ada harganya," kata dia.

Baca juga: Wapres Ma'ruf imbau khutbah keagamaan serukan narasi kerukunan

Ma'ruf yang juga Mustasyar PBNU itu menyampaikan Nabi Muhammad adalah tokoh perubahan. Islam, kata dia, adalah agama perbaikan atau agama perubahan.

Nabi Muhammad, kata dia, mampu mengubah umat zaman jahiliyah menjadi umat terbaik.

"NU juga organisasi perubahan, perbaikan. Yang diperbaiki itu agama dan kemasyarakatan. Agama yang diperbaiki NU itu akidah dan cara berpikirnya," kata Ma'ruf.

Baca juga: Wapres Ma'ruf imbau guru mengaji ajarkan Islam "wasathiyah"

Dia mengatakan dalam masa saat ini, perubahan yang harus dilakukan adalah perubahan pemahaman keagamaan supaya lurus dan  perubahan kemasyarakatan dalam aspek kehidupan ekonomi, sosial, dan pendidikan.

"Makanya Indonesia kita ini visi ke depannya adalah ingin menjadi Indonesia maju," ujar dia.

Baca juga: Wapres Ma'ruf: Bangun narasi kerukunan untuk cegah radikalisme

Dia menekankan sebagai organisasi perbaikan dan perubahan, NU akan terus mengambil peran dalam perubahan.

Perubahan, menurut dia, harus dilakukan secara cepat agar tidak ketinggalan.

"Makanya paradigma alon-alon asal kelakon harus sudah ditinggalkan. Sekarang harus sudah serba cepat. Semua serba akselerasi. Perubahan harus cepat, tapi juga harus tepat agar tidak berantakan," katanya.

Ma'ruf mengatakan kaidah yang dipegang NU yang selama ini hanya ada dua yaitu menjaga yang lama yang baik serta mengambil yang baru yang lebih baik (bertransformasi), harus ditambah satu lagi yakni inovasi.

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019