"Hasil penelitian kami mengenai sentimen publik terhadap kabinet Indonesia Maju, menyebutkan bahwa kiprah Mendikbud Nadiem Makarim paling ditunggu oleh masyarakat," ujar Peneliti dari Next Policy, Gradi Nagara, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Penelitiannya berdasarkan cuitan di media sosial Twitter, dan terbagi dua periode yakni periode pertama pada 28 September hingga 14 Oktober 2019 dan periode kedua, pada 15 hingga 27 Oktober 2019.
Data dikumpulkan melalui antarmuka pemrograman aplikasi (API) Twitter. Kata kunci yang digunakan di antaranya pelantikan Jokowi, kabinet Jokowi, dan menteri. Kemudian juga kata kunci ekonomi, ekonomi Indonesia, dan perekonomian Indonesia.
Baca juga: Menteri Nadiem merapat ke kantor Erick Thohir, ada apa?
Baca juga: Mendikbud diingatkan lebih responsif tanggapi temuan Ombudsman RI
Baca juga: Mendikbud minta Google prioritaskan Indonesia untuk digitalisasi
Dia menambahkan hasil dari sekitar 681.937 cuitan terkumpul, secara umum sentimen publik pengguna Twitter cenderung netral. "Atau dengan kata lain, tidak ada penolakan terhadap kabinet baru.Jika dikelompokkan ada 322.767 cuitan yang bersentimen netral. Kemudian tweet yang masuk kelompok sentimen negatif ada 207.768 cuitan. Lalu sentimen positif mencapai 151.402 cuitan."
Menariknya terkait sosok menteri yang ramai. Dari hasil penelitian tersebut, diketahui opini atau sentimen netral mencapai 17.148 cuitan. Kemudian sentimen negatif sebanyak 9.410 cuitan dan yang positif ada 3.294 cuitan.
Gradi menambahkan Nadiem Makarim menjadi menteri paling ramai diperbincangkan dan ditunggu kinerjanya.
"Nadiem Makarim mendapatkan sentimen publik paling banyak dan cenderung netral," kata Gadi.
Peneliti senior Next Policy M Rahmat Yananda mengatakan Nadiem Makarim ditunjuk sebagai Mendikbud karena memang dibutuhkan agar pendidikan Indonesia bisa melaju kencang.
"Dalam 20 tahun terakhir, pendidikan kita tidak berkembang banyak. Ini merupakan momentum bagi Nadiem Makarim untuk menunjukkan kapasitasnya," kata Rahmat.
Dia juga menjelaskan banyak pihak menunggu kebijakan atau program Nadiem Makarim terkait upaya peningkatan kualitas pendidikan dan peringkat pendidikan Indonesia ditingkat internasional.
Hal itu dikarenakan berdasarkan data Programme for International Student Assessment atau PISA, Indonesia masih menempati peringkat bawah. Selain itu juga perlu upaya penyelesaian masalah pendidikan lainnya seperti relevansi kurikulum dengan kebutuhan industri.*
Baca juga: Menteri Nadiem berkomitmen memerdekakan unit pendidikan
Baca juga: Kemendikbud berikan pin emas kepada Bunda PAUD Sulsel
Baca juga: Nadiem: Muhammadiyah mampu menampilkan ajaran Islam yang dinamis
Pewarta: Indriani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019