Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) optimistis premi yang dibayarkan dari asuransi barang milik negara (BMN) akan mendongkrak kinerja industri pada triwulan keempat tahun 2019.Premi dari BMN ini akan menambah signifikan realisasi asuransi umum
"Premi dari BMN ini akan menambah signifikan realisasi asuransi umum," kata Direktur Eksekutif AAUI Dody Dalimunthe di Jakarta, Jumat.
Pemerintah akan menjadikan 1.360 BMN di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menjadi percontohan untuk perlindungan berupa asuransi yang baru pertama kali dilakukan.
Total premi akan dibayarkan diperkirakan mencapai sekitar Rp21 miliar yang didapatkan berdasarkan penghitungan tarif premi sebesar 1.961 per seribu dikali nilai aset BMN itu mencapai Rp10,84 triliun.
Premi itu, kata dia, akan mendorong realisasi premi untuk lini usaha asuransi harta benda.
Apalagi pemerintah hingga tahun 2023 menargetkan akan mengasuransikan seluruh BMN kementerian/lembaga di Tanah Air.
Sehingga diperkirakan jumlah premi yang akan dibayarkan dalam satu periode perlindungan mencapai angka yang cukup besar.
Sedangkan, asuransi tersebut akan dilaksanakan oleh 56 konsorsium asuransi BMN dengan nilai modal mencapai sekitar Rp1,3 triliun.
Asuransi harta benda, kata dia, merupakan salah satu lini usaha yang menguasai pangsa pasar asuransi umum, bersama dengan kendaraan bermotor yang totalnya mencapai 50 persen.
AAUI mencatat pada triwulan ketiga tahun 2019 realisasi premi mencapai Rp57 triliun atau tumbuh 20,9 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Khusus asuransi harta benda, realisasi premi triwulan ketiga tahun ini mencapai Rp15 triliun atau tumbuh 23,7 persen jika dibandingkan periode sama tahun 2018.
Sementara itu, untuk klaim dibayar untuk asuransi harta benda pada triwulan ketiga 2019 mencapai Rp4,7 triliun atau tumbuh 17,4 persen jika dibandingkan periode sama tahun 2018.
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019