Pemerintah China menyatakan siap meningkatkan akses pasar sejumlah komoditas pertanian Indonesia di negara tersebut.Isu akses pasar komoditas pertanian dan pangan Indonesia ke China menjadi bahasan utama kami. Beberapa komoditas unggulan ekspor Indonesia belum bisa masuk pasar ini
Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Perdagangan dan Hubungan Internasional, Banun Harpini menyampaikan hasil pertemuan bilateral delegasi RI dengan The General Administration of Customs of the People’s Republic of China (GACC) pada 12-14 November 2019 di Kantor GACC di Beijing.
"Isu akses pasar komoditas pertanian dan pangan Indonesia ke China menjadi bahasan utama kami. Beberapa komoditas unggulan ekspor Indonesia belum bisa masuk pasar ini," kata Banun melalui keterangan tertulis di Jakarta, Jumat .
Menurutnya, beberapa buah tropis Indonesia seperti buah naga dan nenas yang sampai saat ini belum bisa menembus pasar China, termasuk adanya hambatan pada eksportasi sarang burung walet (SBW).
"Alhamdulilah, pertemuan kali ini dapat membuahkan hasil yang baik. Kedepan pihak China akan meningkatkan akses pasar SBW, " ujar mantan Kepala Badan Karantina Pertanian Kementan itu.
Baca juga: Luhut minta keringanan bea masuk produk baja Indonesia ke China
Kedua negara juga sepakat untuk meninjau ulang kembali protokol ekspor SBW yang telah ditandatangani kedua belah pihak pada 2012. Dan Kementan melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) dapat segera menindaklanjuti.
Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, Agus Sunanto yang menjadi anggota Delri juga mengusulkan akses pasar untuk daging babi beku.
"Ini untuk mengisi pasar China yang terdampak wabah African Swine Fever (ASF) di mana menyebabkan kematian 50 persen populasi babi di China," katanya.
Baca juga: RI konsisten tingkatkan ekspor produk potensial ke China
Menurut dia, Indonesia juga menawarkan akses pasar daging unggas beku, dimana Indonesia telah menerapkan sistem kompartemen bebas flu burung (Avian Influenza/AI).
"Unggas asal Indonesia dapat dijamin kesehatan dan keamanannya karena telah diterapkan penerapan peternakan bebas AI dengan sertifikat jaminan sebagai kompartemen bebas AI," katanya.
Selain produk hewan, anggota Delri lain yakni Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati, AM Adnan juga lakukan negosiasi akses pasar buah tropis Indonesia ke China yakni nanas, buah naga, mangga, durian dan kelapa,".
Menurut dia, dari negosiasi ini otoritas karantina kedua negara sepakat untuk saling memperlancar dan memberikan kemudahan dalam perdagangan produk hortikultura melalui pengembangan protokol serta review terhadap ketentuan dan peraturan ekspor impor.
Baca juga: Ikan teri Lembata diminati untuk diekspor ke China
"Kita sepakat untuk menghilangkan hambatan perdagangan atau barrier to trade. Ini intinya," katanya.
Selain melakukan pertemuan bilateral dengan GACC, Delri yang juga beranggotakan Biro Kerjasama Luar Negeri, dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Beijing ini melakukan pertemuan dengan China Agricultural Wholesale Market Association (CAWA)
Pertemuan ini membahas upaya peningkatan kapasitas perdagangan yang selama ini telah terjalin dengan CAWA khususnya dalam perdagangan sarang burung walet (SBW) yang sampai saat ini baru menembus pasar China sebesar 5 persen dari total ekspor Indonesia ke seluruh dunia.
Dalam pertemuan itu Indonesia juga mengundang CAWA untuk dapat melakukan investasi di perusahan pemrosesan SBW di Kalimantan Timur, sebagai sentra bahan baku dengan kualitas terbaik dari Indonesia.
Baca juga: Tanjungbalai ekspor perdana hasil laut ke China
Pewarta: Subagyo
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019