Jakarta (ANTARA News) - Anggota pasukan khusus Australia di Afghanistan mungkin telah menembak hingga tewas seorang gubernur dan sekutu dekat Presiden Afghanistan Hamid Karzai karena dikira gerilyawan Taliban.
"ADF dapat mengkonfirmasi bahwa Gubernur Chora dan pemimpin suku, Rozi Khan, termasuk di antara orang yang meninggal. Belum bisa dipastikan ia tewas oleh tembakan ADF," kata Pasukan Pertahanan Australia (ADF) dalam pernyataannya, Kamis.
ADF menjanjikan akan bekerjasama dengan Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) dan pemerintah Afghanistan untuk menyelidiki insiden ini.
ADF mengungkapkan, tentara Australia tampaknnya telah "bertindak sejalan dengan peraturan dan tindakan mereka sesuai dengan situasi".
"Laporan awal ADF menunjukkan bahwa patroli Satuan Tugas Operasi Khusus (SOTG) sedang bergerak dengan berjalan kaki ketika `mereka ditembaki dari sejumlah penjuru oleh penyerang yang tak dikenal`," kata ADF.
Sejumlah kelompok, termasuk personel Polisi Nasional Afghanistan, berada di sekitar peristiwa tersebut.
Kementerian Pertahanan Belanda juga menyatakan baku-tembak itu melibatkan polisi Afghanistan, tentara ISAF dari Australia, gerilyawan Taliban dan anggota suku setempat.
Satu laporan kantor berita DPA dari Kabul mengutip keterangan Wakil Kepala Polisi Provinsi Oruzgan Gholub Wardak menyebutkan Gubernur diminta datang ke rumah Tarin Kowr, seorang teman yang merasa sedang dikepung Taliban.
"Sebenarnya rumah orang itu dikepung oleh tentara Australia dan ketika Rozi Khan dan pengawalnya tiba di sana, tentara asing tersebut mengira mereka adalah anggota Taliban dan melepaskan tembakan ke arah mereka," katanya.
Ia mengatakan Gubernur dan dua pengawalnya tewas, sedangkan dua pengawal lain cedera.
Khan, seorang komandan Mujahidin selama perang melawan Uni Sovyet pada 1980-an, sempat menjabat kepala polisi di provinsi itu setelah jatuhnya pemerintah Taliban di penghujung 2001.
Ia terpilih sebagai pemimpin baru wilayah dalam pemilihan umum bebas pertama di bagian selatan Afghanistan, Chora, pada 7 Juni yang dimenangkannya dengan suara mayorita, sepertiga jumlah suara.
Dalam satu pernyataan, Presiden Hamid Karzai menyebut Khan sebagai teman dekatnya selama gerakan anti Taliban.
Ia menilai kematian Khan adalah kehilangan besar dan berpangkal dari salah pengertian antara pasukan internasional dan tentara lokal.
Perdana Menteri Australia Kevin Rudd menolak mengeluarkan komentar apa pun sampai fakta lebih lanjut diketahui.
"Faktanya tak jelas pada tahap ini. Segera setelah semuanya jelas, maka akan ada yang dapat kami katakan," katanya.
Menteri Pertahanan Joel Fitzgibbon mengatakan Australia akan mengkaji lagi peraturan tempur pasukannya di Afghanistan jika penyelidikan mengenai peristiwa itu menunjukkan bahwa itu perlu.
"Kami percaya peraturan mengenai pertempuan kami sangat jelas dan sesuai dengan kondisi yang kami hadapi di Afghanistan," kata Fitzgibbon di Timor Timur.
"Jika hasil penyelidikan membuat saran mengenai peraturan pertempuran, tentu saja pemerintah akan mempertimbangkannya." (*)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008