Hubungan Australia yang kaya sumber daya dengan China telah memburuk dalam beberapa tahun belakangan, di tengah-tengah tuduhan-tuduhan bahwa mitra dagangnya yang paling penting itu campur tangan dalam urusan domestik, sementara Canberra khawatir bahwa China berusaha menanamkan pengaruh di kawasan Pasifik.
"Ini laporan-laporan yang sangat meresahkan," ujar Menteri Keuangan Australia Josh Frydenberg, seraya menambahkan lembaga-lembaga hukum pemerintah sedang menangani hal itu dan tidak akan berkomentar mengenai kasus-kasus individu.
Pembelot itu, yang diidentifikasi sebagai Wang "William" Liqiang oleh jejaring surat kabar Nine, memberikan pernyataan berdasarkan sumpah kepada Organisasi Intelijen Keamanan Australia (ASIO). Ia mengidentifikasi pejabat-pejabat intelijen senior militer di Hong Kong.
Dia juga mengungkap rincian-rincian bagaimana mereka mendanai dan melakukan operasi campur tangan politik di Taiwan dan Australia, kata surat kabar the Age.
Reuters melaporkan bahwa intelijen Australia meyakini China bertanggung jawab atas serangan siber atas parlemen nasional dan tiga partai politik terbesar sebelum pemilihan umum pada Mei, China membantah tuduhan-tuduhan tersebut.
Wang mengatakan ia bagian dari operasi intelijen di sebuah perusahaan yang terdaftar di bursa Hong Kong, yang menyusupi universitas-universitas dan media, kata the Age.
"Saya pribadi terlibat dan ikut serta dalam serangkaian kegiatan mata-mata," kata Wang yang dikutipnya dalam pernyataan pada Oktober kepada lembaga intelijen itu.
ASIO menolak berkomentar, hanya mengatakan bahwa pihaknya tidak mengomentari hal-hal operasional dan individu.
Departemen Dalam Negeri Australia menyatakan pihaknya tidak memberikan komentar mengenai kasus-kasus individual.
Sumber: Reuters
Baca juga: China sebut dua anggota parlemen Australia harus mengakui kesalahan
Baca juga: Pesisir timur Australia diamuk kebakaran hutan
Baca juga: Protes di Hong Kong mereda menjelang pemilihan lokal
Pewarta: Mohamad Anthoni
Editor: Gusti Nur Cahya Aryani
Copyright © ANTARA 2019