• Beranda
  • Berita
  • Langkah BI berdayakan ekonomi pesantren diapresiasi Anggota DPR

Langkah BI berdayakan ekonomi pesantren diapresiasi Anggota DPR

24 November 2019 13:23 WIB
Langkah BI berdayakan ekonomi pesantren diapresiasi Anggota DPR
Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Byarwati. ANTARA/HO Humas PKS/am.

Penting untuk mendorong ekonomi pesantren sehingga pondok pesantren yang ada dapat mandiri

Langkah Bank Indonesia (BI) dalam memberdayakan ekonomi pesantren di Tanah Air mendapatkan apresiasi Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Byarwati.

"(Langkah BI) ini sangat saya apresiasi," kata Anis Byarwati dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.

Menurut dia, penting untuk mendorong ekonomi pesantren sehingga pondok pesantren yang ada dapat mandiri dan bermanfaat bagi kehidupan para santri maupun masyarakat sekitarnya.

Baca juga: 800 Ponpes ikuti program kemandirian pesantren BI

Di antara program yang dibiayai oleh Program Sosial Bank Indonesia di ponpes adalah digester pengolahan limbah kotoran santri, green house, hidroponik, pembelian mesin konveksi, bordir dan jahit, pengolahan air minum, pembelian mesin grafis dan printer, pembelian mesin pembuat pakan lele dan abon lele, pembuatan kandang kambing, pembuatan rak display trenshop dan pemajangan BI corner.

Sebelumnya, Bank Indonesia dan 110 pesantren dari seluruh Indonesia menginisiasi untuk pembentukan usaha induk (holding) bisnis dari lingkungan pesantren yang ditargetkan dapat menjadi motor penggerak ekonomi dan keuangan syariah.

Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo pada pembukaan Sarasehan Pondok Pesantren dalam Pra-Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) di Jakarta, Selasa (12/11/2019), mengatakan holding usaha pesantren ini akan memfasilitasi pengembangan bisnis dari masing-masing unit usaha pesantren.

Misalnya, unit usaha di suatu pesantren akan mendapatkan akses pasar dari pesantren lainnya sehingga unit usaha tersebut akan lebih mudah dalam meningkatkan omzet.

Holding juga akan menghimpun informasi mengenai kondisi pasar maupun perekonomian yang akan menjadi rujukan untuk penentuan kebijakan unit usaha di pesantren.

"Begitu juga dari sisi permodalan, usaha induk (holding) pesantren akan menjadi integrasi beberapa unit usaha pesantren guna memperkuat keberadaan dari sisi pemodalan, pengembangan pasar hingga akses informasi," kata Dody.

Jika integrasi sektor bisnis di lingkungan pesantren sudah terjadi, maka skala bisnis pesantren akan semakin besar. Dengan begitu, diharapkan bisnis dari lingkungan pesantren akan semakin mandiri dan mampu bersaing dengan pelaku bisnis konvensional.

Hal tersebut diharapkan akan mendorong pemanfaatan potensi ekonomi syariah di Indonesia. Menurut Dody, saat ini, nilai ekonomi syariah Indonesia mencapai 80 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Tanah Air. Artinya, nilai ekonomi syariah mencapai Rp12,8 ribu triliun dari total Rp16 ribu triliun PDB Indonesia.

"Terkait Indonesia dengan nilai PDB-nya, ukuran ekonomi syariah Indonesia capai 80 persen apabila dilihat bidang ekonomi dan juga keuangan yang berbasis syariah. Kami melihat banyak perubahan dan tantangan untuk mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah," ujarnya.

Baca juga: BI sebut pesantren bisa menjadi mesin pertumbuhan ekonomi
Baca juga: UMKM pesantren diminta manfaatkan pertumbuhan ekonomi digital

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019