"Kami juga menangkap keinginan Nadiem Makarim untuk menempatkan guru pada posisi terhormat, dan karena itu IGI mendorong agar Menteri Nadiem Makarim memastikan guru-guru yang mengisi ruang kelas adalah guru-guru yang memiliki status yang jelas," ucap Ramli di Jakarta, Minggu.
Baca juga: IGI telah melatih 1,6 juta guru tanpa anggaran negara
Baca juga: 1,3 Juta Guru Belum Layak Mengajar
Guru-guru yang mengisi ruang kelas hendaknya memiliki masa depan yang jelas dan memiliki pendapatan yang tidak berada di bawah Upah Minimum Provinsi (UMP).
Ramli juga meminta Mendikbud mampu membebaskan guru dari keterhinaan dengan pendapatan yang bahkan jauh lebih rendah dari buruh bangunan.
"Dengan cara seperti itu, maka Nadiem Makarim menempatkan guru pada tempat yang mulia sehingga guru betul-betul dapat berkonsentrasi pada proses pembelajaran untuk menyiapkan anak-anak bangsa di masa yang akan datang."
Baca juga: IGI : Mendikbud harus atasi masalah ketersediaan guru
Baca juga: IGI minta DPRD arahkan anggaran untuk pemerataan sekolah
Dia juga menambahkan prinsip guru tanpa tanda jasa sudah harus diubah, mengingat kebutuhan untuk kehidupan sehari-hari semakin berat. Oleh karena itu, guru Indonesia harus ditempatkan pada posisi yang mulia dengan diberikan pendapatan yang layak.
"Sebagai upaya dan komitmen serius IGI menyiapkan guru yang memiliki kompetensi yang tinggi, maka IGI bersedia mengambil tanggung jawab dari pemerintah untuk meningkatkan kompetensi guru tanpa harus diberikan anggaran."
Ramli menambahkan IGI hanya membutuhkan legitimasi agar pelatihan apapun yang dilakukan dapat diakui dan mendapat penghargaan yang layak dari pemerintah.
Baca juga: UGM-IGI-BIG rilis program melek NKRI
Pewarta: Indriani
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019