"Sedang dalam perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) SK Lerik dan kondisinya sudah mulai sadarkan diri. Jadi tidak benar kalau korban meninggal saat kejadian," kata Gilberto Grasa Gomes, kakek korban, saat ditemui ANTARA di Desa Oebelo pada Senin.
Gilberto juga menceritakan kejadian saat bayi Raikel Tamono diterbangkan angin pada Minggu (24/11).
"Pada saat kejadian kami semua berada dalam rumah. Dalam sekejap seluruh atap rumah diterbangkan angin yang berhembus dengan kencang," katanya.
Angin kencang, menurut dia, kemudian menerbangkan bayi Raikel yang sedang tidur dalam ayunan yang diikatkan pada tiang rumah, yang diterbangkan angin bersama seluruh bagian atap rumah.
Peristiwa itu, ia melanjutkan, membuat bayi Raikel terhempas hingga sejauh 40 meter dari lokasi rumah. Bayi Raikel yang terbungkus kain ayunan mendarat di tumpukan kayu-kayu bangunan.
Menurut keterangan petugas medis, kata Gilberto, bayi Raikel sempat tidak sadarkan diri karena kepalanya terbentur tumpukan balok kayu.
Baca juga:
84 rumah penduduk terdampak bencana angin kencang di Kupang
Korban bencana di Kupang belum terima bantuan
Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019