• Beranda
  • Berita
  • Perajin tahu deklarasi tak gunakan sampah plastik untuk produksi

Perajin tahu deklarasi tak gunakan sampah plastik untuk produksi

26 November 2019 16:13 WIB
Perajin tahu deklarasi tak gunakan sampah plastik untuk produksi
Sejumlah perajin tahu di Tropodi kecamatan Krian membacakan deklarasi tidak memproduksi tahu dengan bahan bakar plastik, Sidoarjo, Jatim, Selasa (26/11/2019). ANTARA/Indra/aa.

Kami industri kecil menengah (IKM) tahu Desa Tropodo Krian menyatakan dan berjanji tidak akan menggunakan bahan bakar sampah plastik dalam proses pembuatan tahu

Warga Desa Tropodo, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, khususnya pada perajin tahu, mendeklarasikan diri dengan tidak lagi menggunakan sampah plastik sebagai bahan baku produksi tahu mereka, demi menciptakan lingkungan yang bersih dari Polusi.

Pembacaan deklarasi itu dibacakan langsung oleh warga di hadapan Bupati Sidoarjo dan juga forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopomda) Kabupaten Sidoarjo.

"Kami industri kecil menengah (IKM) tahu Desa Tropodo Krian menyatakan dan berjanji tidak akan menggunakan bahan bakar sampah plastik dalam proses pembuatan tahu," kata perwakilan perajin tahu saat membacakan deklarasi, Selasa.

Usai pembacaan deklarasi, Ketua IKM tahu Kecamatan Krian, Komar mengatakan perajin bersedia untuk tidak menggunakan sampah berbagai bahan bakar pembuatan tahu.

"Perajin berharap pemerintah Kabupaten Sidoarjo membantu ketel. Karena ketel yang digunakan menggunakan bahan bakar plastik itu berbeda dengan bahan bakar kayu atau wood pellet," katanya.

Oleh karena itu, dirinya meminta supaya pemerintah memberikan bantuan kepada perajin, karena bentuk ketel berbeda maka akan timbul biaya lagi kalau menggunakan wood pellet seperti yang disampaikan oleh Bupati Sidoarjo Saiful Ilah.

"Sekali lagi, perajin ini meminta supaya ada bantuan riil dari pemerintah," katanya.

Menanggapi keluhan perajin tahu, Bupati Sidoarjo Saiful Ilah mengatakan jika pihaknya siap untuk mencarikan solusi yang dikeluhkan warga.

"Intinya sekarang perajin tahu tidak lagi menggunakan limbah plastik sebagai bahan bakar. Untuk teknis dan harga bahan bakar pengganti yaitu wood pellet akan dikomunikasikan lebih lanjut," katanya.

Ia mengatakan, dengan menggunakan wood pellet hasil pembayarannya juga bagus, dan tentunya lebih ramah lingkungan jika dibandingkan dengan menggunakan sampah plastik.

"Nanti bisa dihitung, dalam satu jam berapa yang dibutuhkan untuk wood pellet atau juga yang dibutuhkan dengan plastik. Memang lebih mahal, tetapi harga tahunya nanti bisa dinaikkan," demikian Saiful Ilah.

Baca juga: Soal telur tercemar dioksin, KLHK dan pemda Jatim berkoordinasi

Baca juga: Gubernur: telur ayam produksi peternak Jatim aman

Baca juga: ISPA disebut Dinkes Sidoarjo bisa dipicu dari pembakaran sampah

Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019