Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat menargetkan nol penularan HIV/AIDS pada 2030, dengan berbagai upaya dan layanan deteksi sedini mungkin virusnya.Diharapkan tidak ada infeksi baru HIV di 2030
"Diharapkan tidak ada infeksi baru HIV di 2030 dilakukan dengan cara harus menemukan orang yang HIV positif," ujar Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat, Khristy Wathini di Jakarta, Selasa.
Untuk mewujudkan capaian tersebut, Sudin Kesehatan Jakarta Barat memperluas pelayanan tes HIV, dari 25 rumah sakit menjadi 28 rumah sakit.
Selain itu, tes HIV juga kini sudah sampai ke beberapa klinik yang ditunjuk oleh pemerintah. "Pelaksanaan OJT (On the Job Training) tes HIV sampai ke klinik swasta," kata dia.
Baca juga: Takdir, harapan dan perjuangan ODHA Dhea
Kristy menyebutkan Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Barat berupaya mencegah kematian akibat HIV/AIDS dengan sesegera mungkin memberikan obat bagi ODHA (Orang dengan HIV/AIDS).
"Orang yang didiagnosis HIV harus segera diberikan obat ARV (antiretroviral). Puskesmas dijadikan layanan mandiri ARV dan desentralisasi ARV yang dikelola oleh Sudinkes," kata Khristy.
Pemkot Jakarta Barat juga mengupayakan "zero" diskriminasi terhadap ODHA dengan penyuluhan-penyuluhan pada anak sekolah sampai perguruan tinggi tentang pencegahan HIV AIDS, sosialisasi program HIV ke rumah sakit swasta, serta penyuluhan dan "screening" terintegrasi antar program di sektor-sektor swasta.
Baca juga: YPI hilangkan stigma ODHA sebagai beban
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019