“Ke depan, kita dorong konektivitas antarmasyarakat melalui bebas visa kunjungan dalam mendukung target 15 juta pertukaran masyarakat ASEAN-Korea,” kata Presiden Jokowi dalam forum yang membahas "connectivity".
Baca juga: Jokowi hadiri KTT ASEAN-ROK di Busan Korsel
Baca juga: Hari ke-4 di Korea, Jokowi ke KTT ASEAN-ROK hingga kunjungi Hyundai
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, usai mendampingi Presiden dalam KTT menjelaskan kepada wartawan di Busan, Presiden menyebutkan bahwa selain "hard connectivity" yaitu pembangunan infrastruktur jalan dan sebagainya, ada hal yang tidak kalah penting, yaitu "soft connectivity".
"Soft connectivity itu artinya yang terkait dengan manusia. Dalam hal ini, Presiden mengatakan kembali mengenai pentingnya bagi ASEAN dan Korea memiliki rezim visa bebas sehingga dapat mempererat hubungan antarmanusia dan ini juga disebut oleh beberapa pemimpin ASEAN," katanya.
Retno juga mengatakan "soft conectivity" ini juga terkait pendidikan yang bisa menjadi jangkar penyangga hubungan yang lebih sustainable.
"Jauh ke depan adalah yang terkait dengan connectivity antara pemain ekonomi. Jadi, private sector menjadi sangat penting.
Artinya, karena kalau kita bicara mengenai hubungan maka tanpa hubungan ekonomi yang kuat, tidak akan mungkin dapat berjalan secara sustainable," kata Retno.
Menlu mengungkapkan bahwa pemikiran yang dikemukan Presiden dalam forum KTT ASEAN-ROK ini mendapat tanggapan positif, baik dari Presiden Korsel Moon Jae-in dan para pemimpin ASEAN.
"Baik, baik, beberapa, Korea cukup positif, cukup positif. Jadi, sekarang mungkin nanti setelah ini akan ada pertemuan-pertemuan lanjutan yang akan membahas mengenai bebas visa antara Korea Selatan dengan ASEAN," kata Retno menjawab pertanyaan wartawan.
Baca juga: Dalam KTT ROK-ASEAN, Jokowi: Tiga hal perlu dilakukan hadapi resesi
Pewarta: Joko Susilo
Editor: Eddy K Sinoel
Copyright © ANTARA 2019