"Fokus ke mikro, terutama super mikro, karena selama ini belum banyak yang terlayani dan menyentuh karena kecil sekali," kata Sunarso dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR di Jakarta, Rabu.
Sunarso mengatakan cara untuk mendukung pembiayaan kepada pelaku usaha super mikro ini adalah dengan melakukan transformasi digital.
Transformasi digital ini, tambah dia, dibutuhkan untuk menekan biaya layanan maupun risiko operasional yang masih tinggi.
Menurut dia, cara ini menjadi upaya yang realistis untuk melayani masyarakat di seluruh Indonesia dengan biaya yang lebih efisien.
"Biaya operasional tinggi karena banyak jaringan dan berbagai pihak yang harus digaji. Maka untuk menurunkan biaya harus pergi ke transformasi digitalisasi," kata Sunarso.
Saat ini, total penyaluran kredit BRI untuk usaha mikro hingga triwulan III-2019 mencapai Rp301,9 triliun atau tertinggi diantara kredit sektor lainnya.
Dalam periode ini, kredit untuk sektor konsumer juga telah mencapai Rp137,3 triliun diikuti kredit ritel komersial Rp194,1 triliun.
Secara keseluruhan, porsi pinjaman sektor UMKM telah mencapai 76,3 persen dari total outstanding kredit BRI sebesar Rp857,3 triliun pada 2019.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019