Menhub galang dukungan pemilihan IMO di Inggris

28 November 2019 00:02 WIB
Menhub galang dukungan pemilihan IMO di Inggris
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat menghadiri Sidang Majelis International Maritime Organization (IMO) ke-31 di London, Inggris. ANTARA/HO-BKIP Kemenhub/am.

Dengan dukungan Swedia terhadap Indonesia, saya percaya dapat mempererat kerja sama yang telah terjalin antara kedua negara

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menggalang dukungan bagi Indonesia untuk pemilihan Anggota Dewan Organisasi Maritim Internasioal (IMO) periode 2020-2021 di London, Inggris.

Salah satu upaya yang dilakukan yaitu melakukan pertemuan bilateral antara Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dengan Menteri Infrastruktur Swedia Thomas Eneroth pada Selasa (26/11).

Pada pertemuan yang dilakukan di sela-sela jalannya Sidang Majelis International Maritime Organization (IMO) ke-31 yang digelar di Kantor Pusat IMO di London Inggris, Menhub secara khusus menyampaikan kepada  Swedia untuk mendukung Indonesia dalam pencalonan kembali menjadi Anggota Dewan IMO Kategori C dan juga mendukung pencalonan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Indonesia menjadi eksternal auditor IMO.

“Dengan dukungan Swedia terhadap Indonesia, saya percaya dapat mempererat kerja sama yang telah terjalin antara kedua negara,” jelas Menhub dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.

Menhub mengatakan, hubungan antar kedua negara sangat baik. Khusus di bidang Transportasi, telah terjalin kerjasama sejak tahun 2016 dengan ditandatanganinya Letter of Intent on Transportation antara Kementerian Perhubungan Indonesia dengan Ministry of Enterprises and Inovation of Sweden.

Kerja sama antar kedua negara berlanjut dengan ditandatanganinya Memorandum of Understanding antara 2 negara pada bulan Mei 2019 di Bogor, yang mencakup kerajasama di bidang transportasi udara, darat, laut, kereta api, dan juga terkait peningkatan kapasitas SDM di bidang transportasi.

Selain itu, Indonesia telah menjalin beberapa kerjasama dengan Swedia, antara lain di sektor transportasi udara, Indonesia dan Swedia telah menandatangani Air Transport Agreement di Copenhagen pada tahun 1971.

“Akan sangat baik jika Indonesia dan Swedia dapat menindaklanjuti Perjanjian yang telah ditandatangani tersebut untuk dapat menjadi kerangka kerjasama di masa mendatang di bidang transportasi,” ujarnya.

Swedia juga terkenal memiliki teknologi yang modern dan inovatif di bidang perkeretapaian, meliputi kendaraan LRT, lokomotif, hingga kereta berkecepatan tinggi.

Menhub mengatakan, akan menggali peluang kerja sama lebih lanjut di bidang perkeretapian, di mana sebelumnya telah terjalin kerja sama antara PT. INKA dan PT. KAI dengan perusahaan-perusahaan di Swedia.

Selain itu, di bidang pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), Indonesia dan Swedia juga telah memiliki kerjasama di bidang Edukasi dan Training.

“Kementerian Perhubungan telah bekerja sama dengan Universitas Gajah Mada untuk memberikan beasiswa bagi pegawai Kementerian Perhubungan untuk mengikuti Master Program di sejumlah universitas di Swedia seperti World Maritime University, Lund University, Karlstad University, dan Linkoping University,” jelas Budi.

Pada tahun ini Indonesia bersaing dengan 25 negara untuk mendapatkan salah satu kursi dari 20 kursi yang tersedia guna menjadi anggota dewan IMO Kategori C Periode 2020-2021.

Indonesia menargetkan dapat menggalang sedikitnya 135 dukungan dari 174 negara anggota IMO agar bisa masuk menjadi Dewan IMO Kategori C.

Saat ini Indonesia telah menerima 111 dari 174 negara anggota IMO. Pada periode 2018-2019, Indonesia berada di posisi ke-9 dengan meraih jumlah dukungan dari 132 negara anggota IMO.

Turut hadir beserta Menteri Perhubungan pada pertemuan dimaksud Dirjen Perhubungan Laut Agus H. Purnomo, Kepala Pusat Fasilitasi Kemitraan dan Kerjasama Internasional Agus Saptono, dan Atase Perhubungan RI di London.

Baca juga: Menhub sampaikan komitmen Indonesia maritim dunia di Sidang IMO

Baca juga: KBRI London galang dukungan di Dewan IMO


 

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019