Komite presiden merekomendasikan pada September menutup hingga 14 pabrik batubara antara Desember dan Februari dan hingga 27 pembangkit pada Maret, meningkatkan langkah-langkah anti-polusi negara.
Korea Selatan, ekonomi terbesar keempat di Asia, memiliki sekitar 60 pembangkit listrik tenaga batu bara, menghasilkan 40 persen dari listrik negara itu. Tetapi para ahli mengatakan pembakaran batu bara memperburuk kualitas udara di negara ini.
Baca juga: Kedubes Korsel: Hyundai ingin penyediaan infrastruktur mobil listrik
Kementerian energi negara itu mengatakan dalam rilis berita bahwa sisa pembangkit listrik batubara akan beroperasi pada kapasitas tidak lebih dari 80 persen dari Desember hingga Februari.
Sejauh ini, Korea Selatan telah menangguhkan operasi beberapa pembangkit listrik tenaga batu bara yang menua dari bulan Maret hingga Juni dan membatasi operasi pabrik-pabrik tersebut sebesar 80 persen ketika sebuah penasehat polusi udara dikeluarkan.
Baca juga: Indonesia dan Korsel Bentuk Forum Energi
Permintaan tenagapada musim dingin di negara itu diperkirakan akan mencapai puncaknya di sekitar 88.600 megawatt (MW) pada minggu keempat Januari, dan meningkat menjadi 91.800 MW jika ada cuaca dingin yang ekstrem, menurut pernyataan kementerian.
Pasokan listrik diperkirakan akan memenuhi permintaan dengan surplus listrik di atas 11.350 MW dari Desember hingga Februari, kata kementerian itu.
Sumber: Reuters
Pewarta: Maria D Andriana
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019