"Tahun ini, kami memiliki hampir 100 toko offline, termasuk Asus Store dan ROG Store. Kami yakin pada tahun depan, kami berharap setidaknya 50 persen dari toko ekslusif," ujar Jimmy tentang peningkatan penjualan perangkat itu dalam pembukaan ROG Store Ambassador Mall, Jakarta, Kamis.
Asus, menurut Jimmy, masih pemimpin perangkat dalam segmen pasar gim. Menurut data lembaga riset pasar GfK, Asus memiliki 60 persen pangsa pasar laptop gaming di Indonesia.
Baca juga: Asus tambah ROG Store di Jakarta
"Sebanyak 60 persen adalah target kami. Itu sudah kami capai. Tapi saat ini, kami meningkatkan kualitas dan brand image kami. Maka, 60 persen adalah angka yang harus kami pertahankan," kata Jimmy.
Lewat ROG Store, Asus ingin membentuk citra merek sesuai dengan slogan Number one in tech and style.
Jimmy mengatakan perangkat khusus segmen gim bukan melulu soal performa seperti berapa kapasitas kartu akses memori melainkan juga soal desain yang trendi sehingga gim dapat dimainkan di mana saja.
Baca juga: Asus ROG II bakal pakai Snapdragon 855 Plus
Toko luar jaringan (offline) ROG Store Asus juga ingin menggaet mereka yang bukan para pemain gim digita melalui citra baru produk.
"Butuh seseorang yang menghadirkan layanan kepada mereka. Jadi, toko offline penting karena mereka perlu melihat langsung perangkatnya," ujar Jimmy.
"Jika hanya lihat spesifikasi dan harga, semua orang bisa berkompetisi dengan itu. Karena kami pemimpin pasar, kami ingin memperlihatkan perbedaan perangkat kami. Jadi, kami percaya toko offline masih sangat penting untuk pengalaman memegang dan merasakan," tambah dia.
Baca juga: Laptop gaming Asus ini berharga hampir Rp131 juta
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019