"Perlu pembekalan yang luas bagi semua perguruan tinggi tentang budaya mutu. Baik itu budaya mutu institusinya, maupun budaya mutu program studi. Dimana ukuran keberhasilan budaya mutu disimbolkan dengan akreditasi A," ujar Rektor UMB, Prof. Dr. Ngadino Surip, MS, di Badung, Kamis.
Ia mengatakan, amanat Undang-undang No.12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi memberikan pesan bagi perguruan tinggi sebagai instrumen penting mendorong kemakmuran negara. Amanat tersebut tertuang tegas dalam pokok-pokok pikiran (konsideran) perundang-undangan tersebut.
Baca juga: UMB pecahkan rekor MURI roti buaya terbanyak
Dikatakannya, secara eksplisit tertuliskan bahwa untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam menghadapi globalisasi diperlukan pendidikan tinggi yang mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mampu menghasilkan intelektual, ilmuwan dan atau profesional yang berbudaya kreatif, toleran, demokratis, berkarakter tangguh serta berani membela kebenaran untuk kepentingan bangsa.
"Dari amanat tersebut menunjukkan perguruan tinggi apapun jenjangnya mendapat tanggung jawab untuk menghasilkan generasi Indonesia berkualitas. Caranya dengan membangun budaya mutu pada perguruan tinggi," kata Ngadino Surip.
Ia menjelaskan, jika melihat data pada tahun 2019, tercatat perguruan tinggi di Indonesia yang berhasil meraih akreditasi A pada institusinya sebanyak 96 lembaga.
Jumlah itu dinilai masih terlalu jauh dari total perguruan tinggi yang beroperasi di wilayah Indonesia.
"Kalau kami melihat data tersebut menjadi hal yang tidak mudah untuk mendorong daya saing. Maka diperlukan upaya terus menerus dan berkelanjutan untuk mendorong jumlah perguruan tinggi terakreditasi A," ujarnya.
Oleh karena itu, Ngadino Surip mengatakan, kegiatan workshop dan pelatihan di Bali tersebut diharapkan dapat berkontribusi untuk meningkatkan perguruan tinggi meraih akreditasi A sehingga mampu mendorong lahirnya generasi berkualitas.
Sementara itu, Dirjen Kelembagaan Iptek Dikti Patdono Suwignjo, mengatakan, saat ini mutu merupakan prioritas utama pengembangan pendidikan tinggi di Indonesia.
"Mutu masih menjadi prioritas utama bagi pengembangan pendidikan tinggi, bersama-sama dengan relevansi. Kalau relevansi, itu artinya bahwa lulusan yang dihasilkan oleh pendidikan tinggi, kompetensinya benar-benar memenuhi kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja," katanya.
Selain mutu dan daya saing internasional yang dimiliki dari lembaganya, pihaknya juga mendorong peningkatan daya saing para lulusan perguruan tinggi Indonesia agar dapat bersaing tidak hanya di dalam negeri tetapi juga mampu bersaing secara internasional.
"Artinya ketika lulusan itu mencari pekerjaan di luar negeri dan berkompetisi dengan lulusan perguruan tinggi luar negeri mereka yang lulusan dari Indonesia tidak kalah," ujarnya.
Baca juga: Universitas Mercu Buana menang kompetisi inovasi Seoul
Pewarta: Naufal Fikri Yusuf
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019