"Kami bertiga mempunyai minat yang besar akan busana, seni dan benda-benda fesyen meskipun dalam selera tak seratus persen sama. Justru perbedaan selera itu akhirnya memperkaya karya dan visi kami," kata Labeltiga dalam siaran resmi, Jumat.
Elvara sudah 10 tahun lebih berkecimpung di industri mode. Ia pernah jadi jurnalis mode, konsultan fesyen untuk aktris dan penyanyi hingga meluncurkan lini premium EJS by Elvara Jandini Subyakto. Sementara dua kakaknya, Ervina dan Elvira, mengawali karir sebagai model majalah wanita dan terjun ke dunia hiburan sebagai penari.
Koleksi teranyar pada November ini menandai berakhirnya vakum mereka selama empat tahun. Labeltiga punya ciri khas garis desain unik, material dan aplikasi yang dikerjakan dengan tangan, warna warna terang serta siluet serba longgar namun cantik dan berkesan modern.
"Koleksi kami berbasis tie-dye, dari proses ikat dan celup (jumput) juga jahit-celup yang proses keseluruhannya masih menggunakan tangan," jelas Labeltiga.
Kali ini, mereka menyajikan koleksi berpotongan longgar satu ukuran dengan sentuhan edgy yang bisa dipakai untuk acara formal maupun informal tergantung padanannya.
"Dengan konsep AM to PM, Anda bisa bebas memadukannya dengan kain, celana panjang, rok, untuk dapat dipakai ke acara yang resmi. Atau padukan dengan leggings , celana pendek atau rok untuk kesempatan yang lebih santai."
Warna-warna seperti merah darah, tangerine, biru malam, hijau limau, candy pink, biru langit dan lila terlihat pada busana-busana seperti kebaya longgar asimetris, blus panjang terinspirasi kebaya Mandailing, luaran lengan gembung, juga luaran panjang berbahu kerut dengan padding pada bahu.
Baca juga: "Tie dye" motif andalan koleksi kolaborasi 88rising x Guess
Baca juga: Busana motif tie-dye diprediksi jadi tren musim panas
Baca juga: Mengintip bunga tidur Toton melalui busana rancangannya
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2019